Page 167 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 20 NOVEMBER 2020
P. 167
Ringkasan
Sekjen DPP Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Johnson Simanjuntak menegaskan, terkait
UMK 2021 pihaknya mengikuti regulasi dan aturan yang ada. Ia mengakui di situasi sekarang
ini, kondisi perekonomian yang belum bangkit seharusnya semua Pihak memahami.
APINDO: PENETAPAN UMK 2021 IKUTI REGULASI
Sekjen DPP Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Johnson Simanjuntak menegaskan, terkait
UMK 2021 pihaknya mengikuti regulasi dan aturan yang ada. Ia mengakui di situasi sekarang
ini, kondisi perekonomian yang belum bangkit seharusnya semua Pihak memahami.
"SE Menaker dan UU Cipta Kerja menyatakan bahwa untuk upah 2021 tidak ada kenaikan dulu,
dimana untuk yang berlaku pada saat masih UMK berjalan."ujarnya, Kamis, (19/11/2020).
Menyikapi tuntutan buruh agar dalam penetapan UMK 2021 harus mempertimbangkan
tambahan kebutuhan buruh selama pandemi Covid-19, seperti tambahan biaya masker, hand
sanitizer, multivitamin, kuota internet untuk anak sekolah secara online, dan lain-lain yang
nilainya Rp600.000, Johnson menyebut tidak wajar.
"Ya tidak wajar dong, Rp. 600.000 itu sudah berapa persen daripada upah di Ring I. Katakanlah
Surabaya, Mojokerto, Sidoarjo upahnya sudah Rp. 4,2 Juta kalau naik Rp. 600.000 sudah berapa
persen? Ketika Kita menggunakan PP 78/2015 tentang Pengupahan pun, itu hanya berapa
persen? lalu mereka minta Rp. 600.000 itu dasarnya darimana? Jadi menurut Saya, Kawan-
kawan itu ya boleh saja mengusulkan dan meminta dengan angka itu, kan sah-sah saja to
mengusulkan, tapi jangan melakukan penekanan-penekanan. Ini sangat tidak baik buat iklim
investasi di Jawa Timur."tutupnya.
Johnson Simanjuntak menjelaskan, Apindo Jatim mencatat adanya sejumlah pabrik dan industri
yang berencana pindah dari ring 1 akibat tidak mampu menanggung beban produksi yang tinggi.
hal ini bahkan sudah terjadi di tahun lalu.
"Yang paling utama itu pasti ada perampingan seluruh kegiatan usaha perusahaan. Sekarang
sudah terjadi, banyak yang pindah ke Jombang, Nganjuk. Nah, kalau pindahnya masih Jawa
Timur aja kan masih mending. Tapi yang dikhawatirkan kalau perusahaan itu pindahnya ke Jawa
Tengah. Karena Jateng sangat bagus sekali loh iklim investasi di sana. Infrastrukturnya
mendukung. Upahnya juga tidak terlalu besar, Rp 2 jutaan kan di sana. Dan itu sudah dilirik
pengusaha Jawa Timur untuk pindah kesana."jelasnya.
Ia menyatakan, relokasi merupakan jalan terakhir setelah efisiensi perusahaan sudah tidak
menutupi ongkos produksi.
"Apalagi untuk perusahaan atau pabrik - pabrik padat karya seperti pabrik sepatu, ini kesempatan
buat mereka melirik daerah lain kalau Jawa Timur tidak kondusif. Ketika relokasi itu di luar
propinsi, ya Kita mau bilang apa?"tuturnya.
166