Page 206 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 20 NOVEMBER 2020
P. 206

Untuk mengambil keputusan, dilakukan voting di internal Depeko. Angka yang menjadi pilihan
              kala itu 4,21 persen dan 5,03 persen.

              Voting dilakukan oleh pemerintah dan buruh, namun Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo)
              memilih abstain.

              "Dari sisi pengusaha sebenarnya, harapannya tahun depan tidak ada beban kenaikan biaya-biaya
              lagi termasuk biaya gaji karyawan. Sebaiknya tidak ikut memutuskan adanya kenaikan ini," kata
              Ketua Apindo Kota Bekasi Purnomo Narmiadi saat dihubungi, Rabu.

              Para pengusaha keberatan jika harus membayar upah lebih tinggi lantaran kondisi ekonomi yang
              sedang sulit di tengah pandemi Covid-19.

              Banyak usaha yang tak berkembang hingga akhirnya harus mengurangi jumlah karyawan selama
              beberapa bulan terakhir.

              Bahkan, banyak usaha yang pelan-pelan gulung tikar karena tergerus di masa pandemi.

              3.  Buah  simalakama  pengusaha  Karena  sudah  ditetapkan,  kondisi  para  pengusaha  semakin
              terhimpit. Mau tidak mau pengusaha harus menaati peraturan pengupahan itu.

              Namun di sisi lain, kata Purnomo, banyak pengusaha yang merasa tidak kuat membayar gaji jika
              UMK sebesar itu.

              "Inilah buah simalakama. Karena berkaitan dengan legal formal ketentuan pemerintah. Kalau
              sudah  jadi  putusan  pemerintah  mau  enggak  mau  pengusaha  harus  tunduk,  karena  enggak
              dilaksanakan ada sanksi," kata Purnomo.

              4. Buruh nilai terlalu rendah Anggota Dewan Pengupahan Kota Unsur Serikat Pekerja, Rudolf
              menilai, kenaikan UMK sebesar 4,21 terlalu rendah dan tak sebanding dengan kebutuhan buruh
              pada tahun depan.

              Menurut Rudolf, jika naik sebesar 13,7 persen sesuai dengan angka yang diajukan kelompok
              buruh, maka gaji karyawan di 2021 nanti diperkirakan naik sebesar Rp 600.000.


              Jumlah  itu  dinilai  ideal  lantaran  menyesuaikan  dengan  kebutuhan  masyarakat  di  tengah
              pandemi.

              "Dengan adanya pandemi ini kan ada tambahan kebutuhan masyarakat secara khusus pekerja,
              yaitu mulai dari hand sanitizer, vitamin daya tahan tubuh ditambah lagi dengan pulsa dengan
              sistem kerja daring," kata Rudolf.


              Namun setelah melalui tawar menawar di rapat Depeko, pihaknya akhirnya setuju di angka 4,21
              persen.

              Kini Rudolf hanya berharap proses regulasi di pemerintahan kota dan provinsi bisa berlangsung
              cepat agar UMK bisa secepatnya disahkan.







                                                           205
   201   202   203   204   205   206   207   208   209   210   211