Page 123 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 23 APRIL 2021
P. 123

PEMBERIAN THR AKAN JADI STIMULUS KONSUMSI MASYARAKAT

              JAKARTA, - Kantor Staf Presiden (KSP) menilai pemberian THR akan memberikan dampak positif
              untuk perekonomian Indonesia. Saat karyawan mendapatkan THR kegiatan rumah tangga akan
              meningkatkan konsumsi. Sektor konsumsi menjadi salah satu sumber pertumbuhan ekonomi
              terbesar.

              "Pemenuhan pembayaran THR, tanpa disadari dapat membantu peningkatan perekonomian dari
              sisi permintaan," jelas Tenaga Ahli Utama Kedeputian III KSP Fadjar Dwi Wisnuwardhani, dalam
              siaran pers yang diterima pada Kamis (22/4).

              Ia mengatakan THR merupakan pendapatan non upah. Adapun pekerja/buruh yang berhak atas
              THR adalah Pekerja/Buruh PKWTT (pekerja tetap) dan Pekerja/Buruh PKWT (pekerja kontrak)
              yang mempunyai masa kerja 1 bulan secara terus menerus atau lebih. Pada umumnya, THR
              wajib diberikan oleh Pengusaha kepada Pekerja/Buruh serta Wajib dibayar paling lama 7 hari
              sebelum  hari  raya  keagamaan.  Keputusan  THR  untuk  tahun  ini  sudah  tertuang  dalam  Surat
              Edaran Menaker RI Nomor M/6/HK.04/IV/2021 tentang Pelaksanaan Pemberian Tunjangan Hari
              Raya Keagamaan tahun 2021 Bagi Pekerja/Buruh di Perusahaan.

              Namun, Covid-19 memberikan dampak yang signifikan terhadap kondisi perekonomian pada saat
              itu terutama terhadap kelangsungan usaha. Untuk itu, dalam kerangka pelaksanaan THR 2021,
              walaupun diberikan kesempatan untuk melakukan perundingan bipartite antara pihak pengusaha
              dan  perwakilan  pekerja  jika  pengusaha  merasa  tidak  mampu,  namun  terdapat  perbedaan
              dengan aturan 2020.

              "Salah  satunya  mengenai  kesepakatan  yang  dibuat  harus  tertulis  dan  memuat  waktu
              pembayaran THR keagamaan dengan syarat paling lambat dibayar sebelum hari raya keagamaan
              tahun 2021 pekerja/buruh yang bersangkutan," ucap Fajar.

              Selain itu, perusahaan harus dapat membuktikan ketidakmampuan membayar THR 2021 secara
              tepat waktu berdasarkan laporan keuangan internal perusahaan yang transparan.

              "Apabila besaran nilai THR yang ditetapkan dalam PK, PP, PKB, atau kebiasaan lebih besar dari
              nilai THR di atas, maka THR yang dibayarkan kepada Pekerja/Buruh sesuai dengan PK, PP, PKB
              atau kebiasaan yang telah dilakukan," kata Fadjar.
              Ia  mengatakan  pemberian  THR  berdasarkan  Pasal  9  PP  Nomor  36  Tahun  2021  tentang
              Pengupahan; dan Permenaker Nomor 6 Tahun 2016 tentang Tunjangan Hari Raya Keagamaan
              bagi  Pekerja/Buruh  di  Perusahaan.  Adapun  untuk  pengawalan  pelaksanaan  THR,  dibentuk
              posko-posko  THR  2021  yang  bertujuan  untuk  memberikan  pelayanan  informasi,  konsultasi,
              pemantauan pelayanan, pengaduan pembayaran THR.

              "Posko ini bisa diakses melalui daring dan luring," tutup Fadjar.

              Sebelumnya Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah mengatakan pihaknya melibatkan seluruh
              pemangku kepentingan (stakeholder) baik dari internal maupun eksternal dalam kegiatan Posko
              THR 2021 Kemnaker melibatkan Tim Pemantau dari unsur Serikat Pekerja/Serikat Buruh (SP/SB)
              dan  dari  unsur  Organisasi  Pengusaha  yang  duduk  dalam  keanggotaan  Dewan  Pengupahan
              Nasional.  Tim  pemantau  ini  bertugas  memantau  jalannya  posko  THR  2021.  Keterlibatan
              pemangku kepentingan ( stakeholder ) ini yang jadi pembeda posko THR 2021 dengan tahun
              sebelumnya.

              "Kami sangat berharap mereka dapat memantau jalannya posko pelaksanaan THR keagamaan
              2021, sekaligus memberikan saran masukan kepada tim posko mengenai pelaksanaan tugas
              posko THR 2021. Kami sangat terbuka diawasi oleh serikat pekerja maupun dari pengusaha,"
              ucap Ida. Editor : Gora Kunjana (gora_kunjana@investor.co.id).
                                                           122
   118   119   120   121   122   123   124   125   126   127   128