Page 222 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 23 APRIL 2021
P. 222
Dinar menjelaskan pada pademi Covid-19 ini bagi perusahaan yang terkena dampak pademi dan
tidak mampu membayar THR sesuai dengan waktu yang ditentukan, perusahan tersebut tetap
wajib membayar THR.
Ketentuan bagi perusahaan yang tidak mampu bayar THR tepat waktu, maka perlu adanya dialog
antara pengusaha dan pekerja untuk kesepakatan tertulis. Kesepakatan tertulis dalam bentuk
perjanjian antara pekerja dengan pengusaha.
"Perjanjian tertulis yang berisi kesepakatan harus dilaporkan perusahaan kepada Dinas Tenaga
Kerja paling lambat 7 hari sebelum hari raya keagamaan," ujarnya."THR dapat memulihkan
ekonomi nasional dari dampak pademi Covid-19,tuturnya.
Direktur Pengupahan Ditjen PHI JSK mengatakan perusahaan atau pengusaha yagn terlambat
membayar THR dikenakan denda 5% dari jumlah THR yang dibayarkan kepada para pekerjanya.
Denda tersebut dikelola dan dipergunakan untuk kesejahteraan pekerja.
"Sedangkan Perusahaan yang tidak membayar THR maka ada sanksi yang akan diberlakukan,
pembatasan kegiatan usaha, penghentian sementara bagi sebagian atau seluruh alat produksi,
hingga pembekuan kegiatan usaha," tutupnya.
Perencana keuangan Mike Rini Sutikno mengatakan THR bukan untuk dihabiskan pada saat hari
raya. THR dapat dipergunakan untuk biaya pengeluaran setelah hari raya usai. Agar THR tidak
cepat habis, maka perlu bijak mengelola THR yang didapatkan pada hari raya.
"Pola pikir kita mengenai THR perlu diubah, THR bukan rezeki yang datang untuk dihabiskan
semua pada saat hari raya," ucapnya.
Dia menjabarkan THR perlu dikelola dengan bijak dengan THR dibagi kebeberapa pos
pengeluaran. Pos pengeluaran THR yang pertama adalah untuk prioritas, prioritas ini bukan
kebutuhan sehari-hari seperti pengluaran listrik.
Prioritas yang dimaksud Mike adalah, untuk menabung dana darurat, pelunasan hutang, serta
investasi untuk masa depan.
"Dana darurat sangat penting karena masa epidemi ini situasi yang tidak pasti. Proporsi untuk
pos prioritas ini adalah 10-30 persen dari THR yang didapat,"ucapnya.
Mike menjabarkan lebih lanjut, pos pengeluaran THR selanjutnya adalah zakat, infak, dan
sedekah dengan proporsi 10 persen dari THR. Pengeluaran untuk sajian khas hari raya sebesar
5 - 15 persen dari THR. Pengeluaran untuk busana dan perlengkapan ibadah dialokasikan
sebesar 5 - 15 persen dari THR yang di dapat.
"Saat hari raya, tidak perlu semua yang kita pakai mesti baru, upayakan belanja berdasarkan
kebutuhan bukan atas dasar keinginan," terangnya.
Dia menambahkan dana THR dapat digunakan untuk keperluan lainnya seperti liburan, halal
bihalal, renovasi rumah.
"Keperluan seperti ini dialokasikan hanya sekitar 10-15 persen" tutupnya.Pada kesempatan yang
sama, Direktur Komunikasi Korporat, Danone Indonesia Arif Mujahidin mengatakan THR
merupakan salah satu bentuk dukungan kepada karyawan. "Ketika karyawan bahagia, maka
produktivitas pun ikut meningkat," ucapnya.
(her).
221