Page 237 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 23 APRIL 2021
P. 237

Ringkasan

              Surat Edaran (SE) Nomor M/6/HK.04/IV/2021 tentang pelaksanaan pemberian tunjangan hari
              raya keagamaan tahun 2021 bagi pekerja/buruh di perusahaan resmi diterbitkan oleh Menteri
              Ketenagakerjaan. Tentu SE tersebut menuai reaksi khususnya dari kaum buruh. "Menurut SPSI,
              surat edaran tersebut sudah jelas dan terang bahwa hak karyawan terkait THR wajib hukumnya,"
              ujar Muslih, Ketua Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Kabupaten Magelang, Kamis (22/4).



              PERUSAHAAN DI MAGELANG SIAP BAYAR THR BURUH

              MAGELANG-JATENG,  -  Surat  Edaran  (SE)  Nomor  M/6/HK.04/IV/2021  tentang  pelaksanaan
              pemberian tunjangan hari raya keagamaan tahun 2021 bagi pekerja/buruh di perusahaan resmi
              diterbitkan oleh Menteri Ketenagakerjaan. Tentu SE tersebut menuai reaksi khususnya dari kaum
              buruh.

              "Menurut SPSI, surat edaran tersebut sudah jelas dan terang bahwa hak karyawan terkait THR
              wajib  hukumnya,"  ujar  Muslih,  Ketua  Serikat  Pekerja  Seluruh  Indonesia  (SPSI)  Kabupaten
              Magelang, Kamis (22/4).

              Ia menjelaskan, ada tiga hal yang bisa dilakukan pengusaha yaitu THR dibayarkan langsung
              secara penuh, secara dicicil bagi perusahaan yang kurang mampu, atau tidak membayar THR
              namun harus dibuktikan dengan melaporkan kondisi keuangan perusahaan.
              Muslih berharap pada perusahaan untuk bisa patuh terhadap SE yang diberlakukan dan sudah
              menghubungi pihakperusahaan.

              "SPSI sudah komunikasi dengan perusahaan perusahaan terkait THR agar perusahaan patuh
              pada regulasi yang ada, dan perusahaan siap," katanya.

              Muslih  juga  berpesan  pada  semua  kalangan  buruh  agar  menjaga  kondusifitas  di  Magelang
              dengan melakukan pekerjaan yang penuh tanggung jawab.

              "SE  ini  diterbitkan  sudah  melalui  kajian  yang  matang  dari  beberapa  aspek.  Semua  ada  tata
              caranya, terkait potensi perusahaan yang tidak mampu bayar harus ada laporan keuangan dan
              ini harus ada tim yang kompeten untuk mengaudit," kata dia.
              "Jika ada pelanggaran yana kita bawa ke ranah hukum, kalo potensi pidana yang kita pidanakan,
              misalnya mengeluarkan data yang dimanipulasi untuk menghindari kewajibannya," imbuhnya.

              Ketua  Kongres  Aliansi  Serikat  Buruh  Indonesia  (KASBI)  Kabupaten  Magelang,  Edi  Sumekto,
              menerima dengan baik keputusan SE yang diterbitkan Kemnaker.

              "Menerima  dengan  baik  selama  surat  edaran  dipatuhi  oleh  pihak  perusahaan  dan  tidak
              dilencengkan seperti pemberian THR empat hari. Tiga hari sebelum lebaran kok masih belum
              diberikan, kami pasti menuntut," kata dia.

              Eko mengatakan, tetap ada kekhawatiran buruh apabila perusahaan tidak membayarkan THR
              sesuai ketentuan yang ada. Menurutnya, harus ada pihak yang benar-benar kompeten untuk
              memastikan perusahaan itu bisa membayar THR atau tidak.

              "Memang dari pemerintah mengatakan pemberian THR maksimal tujuh hari sebelum hari raya
              Idul Fitri, tapi bagi perusahaan yang jauh dari pusat atau tidak diawasi bisa tidak memberikan
              THR dengan alasan keuangan perusahaan masih keadaan terpuruk," kata dia. [Faisal].



                                                           236
   232   233   234   235   236   237   238   239   240   241   242