Page 77 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 23 APRIL 2021
P. 77
Ringkasan
Tunjangan Hari Raya (THR) pada masa pandemi Covid-19 merupakan daya pemulihan ekonomi
nasional, sehingga perlu dikelola dengan bijak. "Pola pikir kita mengenai THR perlu diubah, THR
bukan rezeki yang datang untuk dihabiskan semua pada saat hari raya," ungkap Perencanaan
Keuangan, Mike Rini Sutikno dalam Webinar dengan tema 'Cerdas Kelola Tunjangan Hari Raya'
yang diselenggarakan oleh Kominfo dan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi
Nasional (KPCPEN), Jakarta, Rabu (21/4/2021).
THR BUKAN UNTUK DIHABISKAN SAAT LEBARAN
Jakarta: Tunjangan Hari Raya (THR) pada masa pandemi Covid-19 merupakan daya pemulihan
ekonomi nasional, sehingga perlu dikelola dengan bijak.
"Pola pikir kita mengenai THR perlu diubah, THR bukan rezeki yang datang untuk dihabiskan
semua pada saat hari raya," ungkap Perencanaan Keuangan, Mike Rini Sutikno dalam Webinar
dengan tema 'Cerdas Kelola Tunjangan Hari Raya' yang diselenggarakan oleh Kominfo dan
Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Jakarta, Rabu
(21/4/2021).
Mike menyampaikan, pengelolaan THR perlu dibagi ke dalam beberapa pos pengeluaran.
Menurut Mike, pos pengeluaran THR yang pertama adalah untuk prioritas, prioritas ini bukan
kebutuhan sehari-hari seperti pengeluaran listrik dan lain-lain.
Prioritas yang dimaksud adalah untuk menabung dana darurat, pelunasan hutang, serta investasi
untuk masa depan.
"Dana darurat sangat penting karena masa epidemi ini situasi yang tidak pasti. Proporsi untuk
pos prioritas ini adalah 10-30 persen dari THR yang didapat," ujarnya.
Kemudian, Mike mengatakan, pos pengeluaran THR selanjutnya adalah zakat, infak dan sedekah
dengan proporsi 10 persen dari THR. Lalu pengeluaran untuk sajian khas hari raya sebesar 5-15
persen dari THR dan pengeluaran untuk busana serta perlengkapan ibadah dialokasikan sebesar
5-15 persen dari THR yang didapat.
"Saat hari raya, tidak perlu semua yang kita pakai mesti baru, upayakan belanja berdasarkan
kebutuhan bukan atas dasar keinginan," katanya.
Mike menambahkan, dana THR dapat digunakan untuk keperluan lainnya seperti liburan, halal
bihalal dan renovasi rumah.
"Keperluan seperti ini dialokasikan hanya sekitar 10-15 persen," ungkapnya.
Direktur Pengupahan Ditjen PHI JSK Kemnaker, Dinar Titus Jogaswitani, menyampaikan bahwa
di tengah pandemi Covid-19, THR wajib dibayarkan oleh pengusaha kepada pekerja menjelang
hari raya, baik perusahaan lama maupun baru.
"THR sekurang-kurangnya dibayarkan tujuh hari sebelum hari raya," ujarnya.
Dinar mengatakan, meskipun terkena dampak pandemi dan tidak mampu membayar THR sesuai
dengan waktu yang ditentukan, namun perusahan tetap wajib membayar THR karyawannya.
Menurut Dinar, jika perusahaan tidak mampu membayar THR tepat waktu, maka perlu ada dialog
antara pengusaha dan pekerja supaya tercipta kesepakatan tertulis.
76