Page 320 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 5 OKTOBER 2020
P. 320

"Apakah RUU Ciptaker ini bisa disetujui untuk dibawa pada Tingkat II?" kata Ketua Baleg DPR
              Supratman Andi Agtas dalam Raker Baleg, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Sabtu (3/10) malam.
              Kemudian seluruh anggota Baleg DPR bersama pemerintah dan DPD menyatakan setuju.

              Dia menjelaskan dalam pandangan mini fraksi yang disampaikan perwakilan fraksi-fraksi, ada
              dua fraksi yang menyatakan menolak persetujuan RUU Ciptaker yaitu Fraksi Partai Demokrat
              dan Fraksi PKS.

              "Ada tujuh fraksi menerima dan dua menolak, dan sesuai harapan Menteri Koordinator Bidang
              Perekonomian  bahwa  komunikasi  tetap  terbuka  sampai  menjelang  Rapat  Paripurna  DPR,"
              ujarnya.

              Wakil Ketua Baleg DPR Willy Aditya mengatakan RUU tentang Cipta Kerja merupakan RUU yang
              diusulkan Presiden dan merupakan RUU Prioritas Tahun 2020 dalam Program Legislasi Nasional
              Tahun 2020.

              Menurut  dia,  RUU  Ciptaker  merupakan  RUU  pertama  yang  setiap  pembahasannya  dilakukan
              secara terbuka dan transparan yang disiarkan melalui TV Parlemen dan media sosial DPR sebagai
              komitmen terhadap reformasi parlemen.

              Willy mengatakan ada beberapa hal pokok yang mengemuka dan disepakati dalam RUU Cipta
              Kerja  dalam  Rapat  Panitia  Kerja  (Panja).  Pertama,  penataan  dan  perbaikan  sistem  perizinan
              berusaha berdasarkan sistem pemerintahan presidensiil sebagaimana dianut dalam UUD 1945.
              "Kedua,  Pemda  turut  serta  dalam  mewujudkan  keberhasilan  cipta  kerja.  Oleh  karena  itu,
              kewenangan  Pemda  tetap  dipertahankan  sesuai  dengan  asas  otonomi daerah  dalam  bingkai
              NKRI. Pelaksanaan kewenangan Pemda sesuai dengan NSPK yang ditetapkan oleh pemerintah
              pusat," katanya.
              Ketiga, menurut dia, konsep "Risk Based Approach" (RBA) menjadi dasar dan menjiwai RUU
              Cipta Kerja serta sistem perizinan berusaha berbasis elektronik.

              Keempat,  kebijakan  kemudahan  berusaha,  untuk  semua  pelaku  usaha,  mulai  dari  UMKM,
              koperasi sampai usaha besar.

              "Penguatan  kelembagaan  UMKM  dan  Koperasi  melalui  berbagai  kemudahan  dan  fasilitas
              berusaha. Kelima, kebijakan pengintegrasian satu peta nasional, yang meliputi wilayah darat dan
              laut," ujarnya.

              Keenam, menurut dia, pengaturan mengenai perlindungan dan kepastian hukum bagi tenaga
              kerja/buruh dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

              Ketujuh,  pengaturan  mengenai  kebijakan  kemudahan  berusaha  di  Kawasan  Ekonomi,
              pelaksanaan  investasi  pemerintah  pusat  dan  proyek  strategis  nasional,  serta  pelayanan
              administrasi pemerintahan untuk memudahkan prosedur birokrasi dalam rangka cipta kerja.
              Dalam raker tersebut hadir secara fisik Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Hukum
              dan HAM Yasonna H Laoly, dan Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah. Ant/N-3.











                                                           319
   315   316   317   318   319   320   321   322   323   324   325