Page 522 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 5 OKTOBER 2020
P. 522
Judul 2,4 Juta Pekerja Gagal Dapat Subsidi Gaji, Ini Penyebabnya
Nama Media harianjogja.com
Newstrend Santunan Pegawai Swasta
Halaman/URL https://news.harianjogja.com/read/2020/10/02/500/1051464/24-juta-
pekerja-gagal-dapat-subsidi-gaji-ini-penyebabnya
Jurnalis Wibi Pangestu Pratama
Tanggal 2020-10-02 14:07:00
Ukuran 0
Warna Warna
AD Value Rp 7.500.000
News Value Rp 22.500.000
Kategori Kementerian Ketenagakerjaan
Layanan Korporasi
Sentimen Positif
Narasumber
negative - Agus Susanto (Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan) Sementara masih sering kita
dapati kasus pelaporan data upah yang disalahgunakan dan cenderung merugikan pekerja
karena lebih rendah daripada yang sebenarnya. Hal ini membuat BP Jamsostek harus ekstra
selektif dalam melakukan validasi terkait kesesuaian data dengan kriteria Kementerian
Ketenagakerjaan [Kemenaker]
Ringkasan
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan telah mengumpulkan 14,8 juta
data peserta calon penerima bantuan subsidi upah atau BSU, tetapi hanya 12,41 juta yang
berhasil memperoleh bantuan.
2,4 JUTA PEKERJA GAGAL DAPAT SUBSIDI GAJI, INI PENYEBABNYA
JAKARTA -- Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan telah mengumpulkan
14,8 juta data peserta calon penerima bantuan subsidi upah atau BSU, tetapi hanya 12,41 juta
yang berhasil memperoleh bantuan.
Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan atau BP Jamsostek Agus Susanto menjelaskan pihaknya
telah mengumpulkan data peserta yang memenuhi kriteria untuk menerima BSU sebanyak 14,8
juta orang. Dari sana, badan tersebut melakukan verifikasi berlapis untuk memastikan bantuan
tersalurkan sesuai ketentuan.
Setelah proses validasi seperti pengecekan data kependudukan dan nomor rekening bank, hanya
12,4 juta data pekerja yang sesuai ketentuan. Terdapat 1,8 juta data yang tidak sesuai dengan
kriteria dalam Peraturan Menteri Ketenagakerjaan 14/2020 dan terdapat sekitar 600.000 data
yang tidak berhasil dikonfirmasi ulang.
Menurut Agus, kondisi tersebut ditengarai terjadi karena berbagai faktor, seperti kondisi
geografis Indonesia yang mempersulit koordinasi dalam mengumpulkan data perusahaan-
521