Page 220 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 27 DESEMBER 2021
P. 220

"Bayangkan kalau ada daerah yang kenaikan upahnya hanya nol koma sekian atau satu koma
              sekian,  kasihan  daerah  itu  pertumbuhan  konsumsi  rumah  tangga  akan  tertinggal  dibanding
              daerah lain tahun depan," ujar Bhima.

              Di sisi lain, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad
              Faisal  juga  menyatakan,  kebijakan  yang  diambil  Anies  untuk  merevisi  UMP  memang  akan
              berdampak ke daerah lain. Secara psikologis, daerah lain pasti ingin mengikuti.

              Apalagi tingkat kenaikan yang ditetapkan pada kebijakan UMP Anies terlampau jauh daripada
              daerah lain. Di Jakarta kenaikan UMP mencapai 5,1%, tapi di daerah lain justru ada di bawahnya.
              Di Banten saja, daerah yang buruhnya menuntut revisi UMP, tingkat kenaikan upah minimum
              yang ditetapkan cuma 1,63%.

              "Kebijakan UMP yang sangat berbeda dengan kebijakan umum di nasional dari sisi kenaikannya.
              Jelas akan berpengaruh dan berdampak psikologis, ini juga jadi preseden bagi daerah lain untuk
              mengikuti. Saat ini DKI jadi benchmark dalam banyak hal karena ibu kota negara," papar Faisal
              kepada detikcom.

              Lalu, apakah Gubernur lain bisa ikuti langkah Anies merevisi dan meningkatkan kenaikan UMP
              2022?  Menurut  Bhima,  pemerintah  daerah  lain  sudah  semestinya  mengikuti  langkah  Anies
              merevisi dan menaikkan UMP. Bhima juga mengingatkan jangan sampai kepala daerah takut
              akan lobi-lobi pengusaha yang pro upah rendah.

              "Kepala Daerah memang seharusnya melakukan revisi aturan secepatnya, masih ada waktu.
              Jangan takut Kepala Daerah sama lobi-lobi pengusaha yang pro upah rendah," ungkap Bhima.

              Bhima  juga  menegaskan  apa  yang  dilakukan  Anies  untuk  merevisi  dan  menambah  tingkat
              kenaikkan UMP pun sebetulnya sesuai aturan. Kebijakan itu sah-sah saja untuk dilakukan. Hal
              itu  karena  keputusan  MK  yang  memutuskan  UU  Cipta  Kerja,  yang  merupakan  dasar  aturan
              penentuan UMP harus direvisi dan berstatus inkonstitusional bersyarat.
              Artinya, aturan turunan UU Cipta Kerja berupa Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2021
              tentang Pengupahan yang menjadi dasar perhitungan UMP bisa diabaikan.

              "Lagipula diskresi kepala daerah dibenarkan saat MK memutus UU Cipta Kerja sebagai dasar
              aturan pengupahan sebagai inkonstitusional bersyarat," kata Bhima.

              Faisal  menambahkan,  seharusnya  pembentukan  formula  penghitungan  upah  minimum  harus
              bisa disepakati semua pihak. Baik di tingkat nasional maupun daerah.

              "Kami melihat harus ada formula khusus yang disepakati di tingkat nasional dan daerah yang
              mencerminkan  masing-masing  daerah  dan  sektor.  Semua  setuju,  bukan  paksaan  untuk
              menerapkannya," kata Faisal.
              Di sisi lain, Faisal mengingatkan dalam membentuk kebijakan ketenagakerjaan akan sangat baik
              apabila  ditentukan  dalam  forum  tripartit.  Sebuah  forum  yang  dihadiri  oleh  pemerintah,
              pengusaha, dan juga kalangan pekerja.

              "Yang paling penting juga adalah semuanya harus tetap bersandarkan pada forum tripartit agar
              mendapatkan keputusan yang adil," kata Faisal.








                                                           219
   215   216   217   218   219   220   221   222   223   224   225