Page 56 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 31 MARET 2021
P. 56
Acara yang digelar oleh Kemnaker tersebut merupakan wujud dari upaya Kemnaker untuk
mempromosikan kampanye K3, terutama di bulan K3 tahun 2021 ini.
"Pemerintah memahami bahwa sebagai regulator, perlu mendukung kegiatan-kegiatan yang
dapat memberikan perlindungan pekerja atau buruh dan keberlangsungan usaha," tutur
Ghazmahadi.
Menurutnya, keselamatan dan kesehatan kerja adalah isu yang mampu menjembatani
kepentingan perlindungan pekerja serta keberlangsungan usaha.
Ia berharap masyarakat bisa semakin memahami pentingnya budaya tersebut dan bisa
menerapkannya secara sederhana, mudah, dan murah.
"Contohnya ketika tempat kerja dibersihkan secara teratur satu kali sehari. Ini akan menurunkan
risiko pekerja jatuh sakit akibat debu atau akibat jatuh karena lantai licin," terang Ghazmahadi
memberi contoh.
Jika rutin melakukan aktivitas itu, imbuh dia, pekerja atau buruh bisa terus merasa aman dan
senang dalam bekerja. Di sisi lain, produksi terus berjalan, keuntungan datang, dan pengusaha
pun riang.
Untuk itu, Ghazmahadi menilai bahwa budaya keselamatan dan kesehatan kerja harus menjadi
mindset yang terus dikembangkan.
Demi mempercepat pelaksanaan budaya K3, pemerintah telah membuat kebijakan perlindungan
tenaga kerja lebih efektif dan efisien, dengan melibatkan unsur pekerja atau buruh, serta serikat
pekerja atau buruh.
Kebijakan tersebut dilaksanakan melalui integrasi sistem manajemen dan penerapan K3 yang
terukur, terstruktur, dan terintegrasi. Kebijakan itu dikenal dengan istilah Sistem Manajemen K3
(SMK3).
Penerapan sistem itu, kata Ghazmahadi, menjadi upaya pemerintah dalam mencegah kecelakaan
dan penyakit akibat kerja. Dengan demikian, produktivitas kerja akan terwujud.
"Kita sudah melakukan terobosan dengan inovasi-inovasi baru terhadap pelaksanaan K3, untuk
terus ditingkatkan dan diperkuat di tengah perubahan masyarakat dan revolusi industri yang
kian melesat," ucapnya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Lembaga Pengembangan Sumber Daya Manusia Prima
Karya Kemnaker Hermanto menyatakan, pihaknya mendorong agar jejaring dan kerja sama
semua pihak dapat diwujudkan.
Menurutnya, kerja sama semua pihak harus dilakukan di perusahaan, kampus, maupun di tempat
lainnya, pada tingkat leadership (kepemimpinan) maupun level pelaksanaan atau implementasi.
Adapun acara yang digelar secara virtual dengan tema "Penerapan Sistem Manajemen K3
Menghadapi Revolusi Industri 4.0" tersebut dihadiri oleh 300 orang peserta dari 50 perusahaan
yang telah mendapat sertifikasi SMK3.
55

