Page 51 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 31 MARET 2021
P. 51

PROGRAM JHT DEFISIT, BP JAMSOSTEK MASIH SANGGUP BAYAR KLAIM?

              Program Jaminan Hari Tua (JHT) yang dikelola BP Jamsostek terus mengalami defisit kecukupan
              dana sejak Juli 2017. Hal itu disebabkan oleh penurunan nilai portofolio investasi saham dan
              reksadana, di mana dari total dana JHT, sebesar 23,8% dialokasikan pada dua instrumen saham
              tersebut.

              Total dana kelola program JHT sendiri mencapai Rp 338 triliun. Dari sisi rasio kecukupan dana
              (RKD) program JHT, hanya mencapai 95,2% per Februari 2021.

              Meski begitu, Direktur Pengembangan Investasi Edwin Michael Ridwan Anggoro menegaskan,
              turunnya nilai portofolio program JHT karena adanya floating loss pada instrumen saham dan
              reksadana yang diinvestasikan dari dana JHT sehingga menyebabkan defisit tidak dibebankan
              kepada peserta.

              "Tapi kenapa bisa ada defisit? Karena floating loss yang terjadi itu tidak kami bebankan kepada
              peserta.  Jadi  melalui  metode  yang  kami  gunakan  saat  ini  tidak  ada  floating  loss  yang  kami
              bebankan kepada peserta. Sehingga dibebankan kepada program itu sendiri, sehingga seolah-
              olah ada defisit yang besarannya adalah 5%," terang Edwin dalam rapat dengar pendapat (RDP)
              dengan Komisi IX DPR RI, Selasa (30/3/2021).

              Untuk mengatasi defisit, pihaknya akan mengalihkan portofolio investasi dari instrumen saham
              dan reksadana ke obligasi atau investasi langsung. Sehingga, pihaknya tetap bisa membayar
              klaim yang diajukan peserta setiap tahunnya.

              "Jadi secara natural akan ada penambahan premi. Jadi kami masih net premium, setiap tahun
              kami bayar klaim lebih kecil dari premi yang masuk. Jadi secara natural walaupun tidak ada
              return, tapi dana kelolaan otomatis akan naik. Dan kalau alokasi di saham konstan, maka secara
              persentase akan menurun secara natural," papar Edwin.

              Selain itu, menurutnya secara keseluruhan pihaknya masih  bisa membayar klaim-klaim yang
              diajukan  peserta.  Pasalnya,  portofolio  investasi  pada  instrumen  deposito  yang  dikelola  BP
              Jamsostek masih cukup untuk membayar 1 tahun ke depan.

              "Lalu  mungkin  ada  kekhawatiran  di  masyarakat  secara  umum  bahwa  BPJS  Ketenagakerjaan
              karena floating loss lalu tidak punya dana yang cukup untuk membayar klaim. Saya bisa katakan
              di sini bahwa justru kondisinya terbalik. Di mana deposito kami bisa mengcover 2 tahun punya
              klaim  sebesar  Rp  70  triliun  itu  ada  di  deposito.  Justru  problem  kami  kebanjiran  likuiditas
              sebenarnya. Karena untuk klaim 1 tahun itu, di tahun lalu sekitar Rp 36 triliun. Deposito kami
              ada Rp 70 triliun. Jadi untuk cover 2 tahun klaim itu kami sanggup," pungkas Edwin.
























                                                           50
   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56