Page 11 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 3 AGUSTUS 2020
P. 11

Judul               Berfokus pada Isu Upah dan PHK
                 Nama Media          Koran Tempo

                 Newstrend           Omnibus Law
                 Halaman/URL         Pg31
                 Jurnalis            *
                 Tanggal             2020-08-03 05:25:00
                 Ukuran              172x67mmk
                 Warna               Hitam/Putih
                 AD Value            Rp 37.083.200
                 News Value          Rp 111.249.600
                 Kategori            Dirjen PHI & Jamsos
                 Layanan             Korporasi
                 Sentimen            Negatif



              Ringkasan

              KELOMPOK buruh menolak RUU Cipta Kerja lantaran isinya mengubah sejumlah aturan yang
              terdapat  dalam  Undang-Undang  Nomor  13  Tahun  2003  tentang  Ketenagakerjaan.  Mereka
              berfokus pada isu upah, pemutusan hubungan kerja dan pesangon, serta perjanjian kerja untuk
              waktu  tertentu  (PKWT).  Berikut  ini  perbandingan  antara  draf  RUU  Cipta  Kerja  dan  UU
              Ketenagakerjaan.


              BERFOKUS PADA ISU UPAH DAN PHK

              KELOMPOK buruh menolak RUU Cipta Kerja lantaran isinya mengubah sejumlah aturan yang
              terdapat  dalam  Undang-Undang  Nomor  13  Tahun  2003  tentang  Ketenagakerjaan.  Mereka
              berfokus pada isu upah, pemutusan hubungan kerja dan pesangon, serta perjanjian kerja untuk
              waktu  tertentu  (PKWT).  Berikut  ini  perbandingan  antara  draf  RUU  Cipta  Kerja  dan  UU
              Ketenagakerjaan.

              Pasal 88C

              Menghapus  upah  minimum  berdasarkan  wilayah  kabupaten/kota  dan  upah  minimum
              berdasarkan sektor pada wilayah provinsi atau kabupaten/kota.

              Menghapus Pasal 59 UU Ketenagakerjaan

              Pasal ini mengatur jenis dan sifat atau kegiatan pekerjaan yang dapat diatur dengan PKWT.
              Beleid ini juga mengatur ihwal PKWT tidak dapat diadakan untuk pekerjaan yang bersifat tetap.
              Ketiadaan aturan ini dikhawatirkan membuat maraknya pekerja berstatus PKWT pada masa
              depan dan akan mengurangi jumlah pekerja tetap.

              Pasal 154A

              Ada penambahan mengenai alasan perusahaan melakukan pemutusan hubungan kerja, yakni
              alasan  efisiensi.  Pasal  ini  berpotensi  menjadi  pasal  karet,  meski  dalam  putusan  Mahkamah
              Konstitusi  Nomor  19/PUU-IX/2011  disebutkan  PHK  dengan  alasan  efisiensi  konstitusional



                                                           10
   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16