Page 24 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 3 AGUSTUS 2020
P. 24

Eti dipenjara selama 18 tahun menanti hukuman qisas setelah hakim memutuskan bersalah atas
              pembunuhan majikannya, Faisal bin Said Abdullah Al Ghamdi.

              "Proses kepulangan dilakukan dengan protokol kesehatan Covid-19," ujar Kepala Disnakertrans
              Jabar, Rachmat Taufik Garsadi, dalam siaran persnya, Ahad, (2/8).

              Eti divonis bersalah bersama seorang warga negara India, Abu Bakar Kutil. Namun Eti bebas
              dari hukuman pancung karena pihak keluarga memaafkan, setelah syarat diyat 4 juta real atau
              Rpi5,2 miliar berhasil dipenuhi.

              Dana tersebut berasal dari pengumpulan dana rakyat Indonesia yang peduli, dikoordinasi KBRI
              Arab  Saudi  (Kemenlu)-PB  NU  (NU  Care-LAZISNU).  "Pemerintah  Provinsi  Jawa  Barat  juga
              menginisiasi pengumpulan dana dari para ASN dan berhasil mengumpulkan dana Rp1,8 miliar,"
              kata Rachmat, Kamis (30/7) malam.

              Keluarga Eti dan Kementerian Luar Negeri RI menyampaikan terima kasih dan penghargaan
              setinggi-tinggi-nya kepada Gubernur Jabar yang telah melakukan berbagai upaya, termasuk
              memberikankontribusi hingga Eti terbebas dari hukuman mati.

              Kasus  Eti  ini  memberi  pelajaran  berharga  bagi  semua  stakeholder,  terutama  perihal  kesej
              ahteraan pe-kerja migran. Menghindari kejadian serupa terulang, Pemprov Jabar bersama DPRD
              saat ini sedang merumuskan raperda tentang Penyelenggaraan Perlindungan Pekerja Migran
              Indonesia (PMI) asal Jabar.

              Perlindungan  dimulai  sejak  sebelum  bekerja  atau  prakerja,  meliputi  sosialisasi  kepada  calon
              pekerja migran di desa-desa, pendampingan orientasi prapenempatan (OPP), dan peningkatan
              kompetensi.

              Perlindungan selama bekerja meliputi, monitoring penempatan pekerja migram melalui P3MI
              (Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia), serta menindaklanjuti pengaduan atau
              permasalahan di luar negeri bersama-sama dengan kementerian dan lembaga terkait.

              Sementara pelindungan setelah bekerja meliputi, pemberdayaan puma PMI dengan memberikan
              pelatihan kewirausahaan dan pengembangan usaha. Hal ini dimaksudkan agar purna PMI bisa
              hidup mandiri.
              "Prosesnya sedang berlangsung dan mudah-mudahan bisa cepat selesai," ungkap Rachmat.

              Bangun  JMSC  Menguatkan  perda  perlindungan  pekerja  migran,  Pemprov  Jabar  akan
              membangun Jabar Migran Service Center (JMSC) yang berfokus membangun sistem navigasi
              migrasi. "Kita juga sedang bikin yang namanya Jabar Migran Service Center," sebut Rachmat.

              Sistem  ini  terbentuk  dari  seluruh  rangkaian  sistem  pendataan  calon  tenaga  kerja,  sistem
              perekrutan yang melibatkan peran dinas tenaga kerja provinsi dan kabupaten/kota hingga desa.
              JMSC  juga  membangun  sistem  pelatihan  dan  sertifikasi,  sistem  penempatan,  serta  sistem
              pelacakan warga Jabar yang bekerja di luar negeri.

              Pembangunan sistem navigasi migrasi ini akan melibatkan seluruh ekosistem migrasi, dari mulai
              pemerintah daerah, pusat, perusahaan swasta pelatihan dan penempatan, lembaga-lembaga
              keuangan, dan sebagainya. Hal ini sejalan dengan peran dan tugas pemerintah daerah yang
              disebutkan dalam UU 18 tahun 2017 tentang Perlindungan Pekerja Migran.

              Perda dan JSMC ini akan terus digulirkan secara konsisten agar tidak ada lagi pekerja migran
              ilegal dan memastikan pekerja yang diberangkatkan sudah sesuai dengan kompetensi.




                                                           23
   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29