Page 337 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 3 AGUSTUS 2020
P. 337

aturan ini, maka pemerintah resmi membuka kembali penempatan pekerja migran Indonesia,
              setelah sebelumnya sempat terhenti sementara akibat pandemi covid-19.

              Menteri  Ketenagakerjaan,  Ida  Fauziyah  mengatakan,  hal  ini  guna  mendukung  percepatan
              pemulihan nasional serta memperhatikan kebijakan beberapa negara penempatan yang sudah
              membuka tenaga kerja asing.

              "Maka kami memandang perlu untuk membuka kembali kesempatan bagi calon pekerja migran
              Indonesia  untuk  dapat  bekerja  kembali  di  negara  tujuan  penempatan,  dengan  tetap
              mengedepankan prinsip perlindungan hak-hak pekerja migran serta protokol kesehatan," kata
              Ida dalam video konferensi, Kamis (30/7).

              Dia  menjelaskan,  bagi  pemerintah  tidak  ada  untungnya  menahan-nahan  untuk tidak  segera
              menarik  Permenaker  151/2020.  Terlebih  lagi,  semua  pihak-pihak  terkait  sudah  siap  untuk
              membuka kesempatan bagi pekerja migran.

              "Jadi sekali lagi saya katakan tidak ada untungnya pemerintah untuk menahan-nahan Peraturan
              Menteri  Ketenagakerjaan  itu.  Setelah  kita  bisa  pastikan  semuanya  siap,  baru  kita  lakukan
              pembukaan kembali," imbuhnya.

              Selain itu, Kementerian Ketenagakerjaan juga telah melakukan koordinasi dengan pemerintah
              daerah  yang  merupakan  kantor  penyalur  tenaga  migran.  Diantaranya  termasuk  kesiapan
              pemerintah daerah untuk penempatan tenaga kerja migran di masa adaptasi kebiasaan baru
              (ABK).  Setelah  semuanya  dipastikan  siap,  Ida  menyebutkan  segera  dilakukan  pembukan
              setelahnya.

              1 dari 1 halaman  Sebabkan Pengangguran  Sebelumnya, Badan Perlindungan Pekerja Migran
              Indonesia  (BP2MI)  mendorong  Menteri  Tenaga  Kerja  Ida  Fauziyah  mencabut  moratorium
              pengiriman pekerja migran Indonesia (PMI) di masa pandemi Covid-19. Pencabutan moratorium
              ini diyakini dapat menambah penerimaan negara hingga Rp5,7 triliun.

              Diketahui,  pemerintah  memutuskan  untuk  menghentikan  sementara  penempatan  Pekerja
              Migran Indonesia (PMI) ke luar negeri. Hal ini dilakukan sebagai upaya pelindungan bagi seluruh
              PMI baik yang berada di dalam maupun di luar negeri serta upaya pencegahan penyebaran
              wabah virus Covid-19.

              Kepala BP2MI Benny Rhamdani menyatakan, seharusnya moratorium PMI segera dicabut dalam
              waktu  dekat  untuk  menekan  angka  pengangguran.  Apalagi,  pemerintah  Indonesia  telah
              memberlakukan relaksasi bagi tenaga kerja asing (TKA) untuk kembali bekerja di Indonesia di
              masa pandemi Covid-19.

              "Semestinya relaksasi juga ke dalam. Jadi, kebijakan relaksasi ke dalam harus disertai dengan
              relaksasi ke luar kan?" kata Benny dalam diskusi virtual via  Facebook  BNPB, Minggu (28/6).

              Reporter: Pipit Ika Ramadhani  Sumber: Liputan6.com  [azz].
















                                                           336
   332   333   334   335   336   337   338   339   340   341   342