Page 334 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 3 AGUSTUS 2020
P. 334

Hal  tersebut  diungkapkan  Direktur  Program  Yayasan  Plan  International  Indonesia  Romatio
              Wulandari  dalam  diskusi  nasional  tentang  "Perlindungan  bagi  Awak  Kapal  Perikanan  dari
              Pandemi COVID-19 dan Perdagangan Orang" pada Kamis (30/7).



              PLAN INDONESIA SERUKAN PELINDUNGAN AWAK KAPAL DARI KERJA PAKSA
              Hari Menentang Perdagangan Manusia Sedunia mengingatkan kita akan perlunya bekerja secara
              kolaboratif untuk mengakhiri perbudakan modern ini termasuk praktik pekerja anak di industri
              perikanan    Jakarta  -  Yayasan  Plan  International  Indonesia  (Plan  Indonesia)  menyerukan
              pelindungan awak kapal perikanan dari kerja paksa dan perdagangan orang di masa pandemi
              COVID-19.

              Hal  tersebut  diungkapkan  Direktur  Program  Yayasan  Plan  International  Indonesia  Romatio
              Wulandari  dalam  diskusi  nasional  tentang  "Perlindungan  bagi  Awak  Kapal  Perikanan  dari
              Pandemi COVID-19 dan Perdagangan Orang" pada Kamis (30/7).

              Laporan FAO: Fish to 2030 memproyeksikan bahwa produksi ikan global akan naik menjadi 187
              juta ton pada tahun 2030 sehingga permintaan tenaga kerja AKP akan meningkat.

              Romatio mengatakan bertambahnya permintaan dan berkurangnya pasokan sumber daya ikan
              menyebabkan kapal semakin menjauhi daratan dan bertahan di tengah laut dalam waktu yang
              lama.  Akibatnya,  praktik  eksploitatif  pun  sangat  mungkin  terjadi,  seperti  kerja  paksa  dan
              perdagangan orang pada AKP.

              "Hari  Menentang  Perdagangan  Manusia  Sedunia  mengingatkan  kita  akan  perlunya  bekerja
              secara kolaboratif untuk mengakhiri perbudakan modern ini termasuk praktik pekerja anak di
              industri perikanan," kata Romatio Wulandari.

              Perdagangan manusia mempengaruhi setiap negara di dunia, baik sebagai negara asal, transit
              atau tujuan bahkan kombinasi dari ketiganya.


              Implikasi pandemi COVID-19 juga telah menyebabkan peningkatan perdagangan manusia di
              laut  karena  memicu  ketidakpastian  ekonomi  bagi  para  AKP,  kata  dia    Saat  ini,  pemerintah
              Indonesia sedang dalam proses meratifikasi Konvesi ILO tentang Kerja di Bidang Penangkapan
              Ikan No. 188/2007.

              "Kerangka  peraturan  ini  akan  menjadi  dasar  kami  untuk  menegakkan  hukum  terhadap
              pelanggaran hak-hak dasar pekerja ikan di Indonesia, yang terjadi di dalam negeri dan di luar
              negeri. Diharapkan untuk mendorong sinergi yang lebih baik di antara lembaga kementerian
              dalam menyelaraskan peraturan dan menerapkan prosedur standar perekrutan pekerja ikan,
              sebelum keberangkatan, penempatan, tempat kerja dan sampai mereka kembali ke rumah."
              jelas Basilio Dias Araujo, Kepala Tim Nasional untuk Perlindungan Awak Kapal Perikanan dan
              Asisten Deputi Keamanan dan Ketahanan Maritim Kemenko Marves.

              Melalui  proyek  SAFE  Seas,  Plan  Indonesia,  didukung  oleh  USDOL,  membentuk  Safe  Fishing
              Alliance  (SFA)  untuk  mendorong  rantai  pasokan  yang  adil  dan  transparan  dalam  industri
              perikanan di antara sektor swasta dan pemerintah.
              Di tingkat komunitas, SAFE Seas bermitra dengan Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia
              dengan mendirikan dua Fishers' Center di Tegal, Jawa Tengah dan Bitung, Sulawesi, Utara.
              Fishers' Center memastikan mekanisme pelaporan untuk para AKP relevan, mudah di akses dan
              responsif.




                                                           333
   329   330   331   332   333   334   335   336   337   338   339