Page 330 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 3 AGUSTUS 2020
P. 330

"Kalau dihitung secara ekonomi dari jumlah pekerja migran tersebut, potensi remitansi yang
              dihasilkan cukup besar. Jadi gak ada alasan kalau pemerintah menunda-nunda (pembukaan
              ini)," kata Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah dalam video konferensi, Kamis (30/7/2020).

              Siap berangkat yang dimaksudkan, yakni telah melalui rangkaian proses keberangkatan. Seperti
              syarat untuk bekerja di luar negeri, mulai dari registrasi, pelatihan, uji kompetensi, pemeriksaan
              kesehatan, memiliki visa, dan lainnya.

              "Itu sudah ada 88 973 Calon  Pekerja Migran  Indonesia (CPMI) yang sedianya akan berangkat
              ke 22 negara penempatan," beber Ida.

              Ida merincikan, berdasarkan data BP2MI jumlah remitansi pada 2019 mencapai Rp 160 triliun
              dari 3.742.440 pekerja migran indonesia.

              "Merujuk data tersebut, jika jumlah Calon  Pekerja Migran  Indonesia yang akan berangkat itu
              88.974 orang, maka akan berpotensi menghasilkan devisa sekitar Rp 3,8 triliun," kada dia.
              Pembukaan ini akan dilakukan secara bertahap berdasarkan negara penempatan yang sudah
              dapat  menerima  Pekerja  Migran  Idnonesia  .  Tahapan  berdasarkan  sektor  pekerjaan,  yakni
              dengan mempertimbangkan tingkat kerentanan terpapar covid-19, tahapan berdasarkan proses
              penempaan, dan tahapan berdasarkan jenis pekerjaannya.
              Sebelumnya, pemerintah resmi membuka kembali penempatan  pekerja migran  Indonesia. Hal
              ini setelah penempatan pekerja migran sempat terhenti sementara akibat pandemi covid-19.

              "Guna mendukung percepatan pemulihan nasional serta memperhatikan kebijakan beberapa
              negara penempatan yang sudah membuka tenaga kerja asing, maka kami memandang perlu
              untuk membuka kembali kesempatan bagi calon  pekerja migran  Indonesia untuk dapat bekerja
              kembali di negara tujuan penempatan, dengan tetap mengedepankan prinsip perlindungan hak-
              hak  pekerja  migran  serta  protokol  kesehatan,"  ujar  Menteri  Ketenagakerjaan,  Ida  Fauziyah
              dalam video konferensi, Kamis (30/7/2020).

              Selain itu, Kementerian Ketenagakerjaan juga telah melakukan koordinasi dengan pemerintah
              daerah  yang  merupakan  kantor  penyalur  tenaga  migran.  Diantaranya  termasuk  kesiapan
              pemerintah daerah untuk penempatan tenaga kerja migran di masa adaptasi kebiasaan baru
              (ABK).  Setelah  semuanya  dipastikan  siap,  Ida  menyebutkan  segera  dilakukan  pembukan
              setelahnya.

              Pembukan  Kembali penempatan    pekerja  migran    ini  ditandai  dengan dicabutnya  Peraturan
              Menteri Ketenagakerjaan No 151/2020 tentang penghentian sementara penempatan pekerja
              migran indonesia.

              "Bagi  pemerintah,  tidak  ada  untungnya  menahan-nahan  untuk  tidak  segera  menarik
              Permenaker  151/2020.  Pemerintah  melihatnya  adalah  kesiapan  secara  menyeluruh  semua
              pihak-pihak yang terkait," jelas Ida.

              "Jadi sekali lagi saya katakan tidak ada untungnya pemerintah untuk menahan-nahan Peraturan
              Menteri  Ketenagakerjaan  itu.  Setelah  kita  bisa  pastikan  semuanya  siap,  baru  kita  lakukan
              pembukaan kembali," ulang Ida menegaskan..









                                                           329
   325   326   327   328   329   330   331   332   333   334   335