Page 35 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 23 DESEMBER 2020
P. 35

Diketahui  sebelum  ada  pandemi  Covid-I9,  ekonomi  DKI  Jakarta  diprediksi  mengalami
              pertumbuhan berkisar 5,9 %-6,3 %.
              Dalam kesempatan itu, Anies Baswedan mengungkapkan ada sekitar 193.000 masyarakat DKI
              Jakarta yang kehilangan pekerjaan selama pandemi.

              Berdasarkan  data  Dinas  Tenaga  Kerja  dan  Tiansmigrasi  DKI  Jakarta,  Anies  menerangkan
              terdapat 453.000 pekerja sektor formal kehilangan pekerjaan dan 259.000 di antaranya terserap
              ke dalam sektor informal.

              Implikasi  pandemi  Covid-19  pada  dunia  tenaga  kerja  di  DKI  Jakarta  juga  menyasar  pada
              pengurangan produktivitas pekerja. Misalkan, kebijakan pengurangan jam kerja atau sistem sif.

              "Jadi implikasi dari pandemi Ini bukan saja pengurangan tenaga kerja tapi juga ini berpengaruh
              pada produktivitas pekerja jadi kalau kita lihat 1,6 juta pekerja ini mengalami pengurangan jam
              kerja," kata dia.

              Badan  Pusat  Statistik  (BPS)  DKI  Jakarta  sempat  mencatat  terjadi  penambahan  angka
              pengangguran di wilayah DKI Jakarta sebanyak 251.000 orang pada Agustus 2020 sehingga
              totalnya mencapai 572.780 orang.

              Kepala BPS DKI Jakarta Buyung Airlangga mengatakan dari jumlah itu, sekitar 175.890 orang
              memilih menganggur lantaran takut tertular Covid-19.

              "Orang-orang  yang  menggangur,  tidak  mencari  penghasilan  memutuskan  untuk  menjadi
              pengangguran karena takut Covid-19 itu ada 175.890 orang," kata Buyung belum lama ini.

              Berdasarkan data BPS DKI Jakarta, jumlah penduduk usia kerja pada Agustus 2020 sebanyak
              8,2 juta orang. Sementara itu, jumlah angkatan kerja di wilayah DKI Jakarta tercatat sebesar
              4,6 juta orang.

              SEKTOR PENDIDIKAN
              Dalam perkembangan lain, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur akan menangkap
              peluang dari imbas realisasi penyerapan APBD Jatim di sektor pendidikan yang dianggarkan Rp
              11,8 triliun atau 57,74% pada 2021.

              Ketua Kadin Jatim Adik Dwi Putranto mengatakan sektor pendidikan memang sangat penting
              untuk  pembangunan  sumber  daya  manusia  (SDM)  yang  dampaknya  langsung  kepada
              perkembangan ekonomi.

              "APBD Jatim 2021 yang paling besar ada di bidang pendidikan, nah postur ini yang Kadin anggap
              bisa mendukung Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) karena tentunya yang paling penting di sini
              adalah bagaimana ke depan dengan postur APBN dan APBD Jatim bisa menambah daya beli
              pemerintah yang kemarin sangat rendah," jelasnya, Selasa (22/12).

              Kadin akan mengambil potensi penyerapan APBD sektor pendidikan tersebut dari imbas yang
              dihasilkan contohnya jika ada pembangunan sekolah-sekolah secara fisik, hal itu bisa ditangkap
              oleh pengusaha konstruksi dan pada akhirnya menyerap tenaga kerja pembangunan.

              "Begitu juga dengan sinergi program pendidikan bagaimana meningkatkan kompetensi teknis
              siswa  SMK  dan  mahasiswa  melalui  Kadin  Institut  sehingga  ketika  mereka  lulus  bisa  punya
              kompetensi yang dibutuhkan industri dan pengusaha," katanya.

              "Jadi  bukan  karena  salah  perhitungan  dalam  kegiatan  investasi  pelaku-pelaku  ekonomi  di
              Jakarta.


                                                           34
   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40