Page 72 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 23 DESEMBER 2020
P. 72

Artinya,  dua  alasan  ini  untuk  melakukan  perombakan  kabinet  telah  terpenuhi.  Arif  menilai,
              sejumlah pos kementerian yang harus dibenahi Presiden. Mayoritas itu terkait dengan pandemi
              Covid. Diantaranya, Kementerian Kesehatan, Kementerian Perekonomian, hingga Kementerian
              Ketenagakerjaan  serta  Kementerian  Pendidikan  dan  Kebudayaan.  Mengingat  kementerian
              tersebut seharusnya tidak sekadar menyuapi industri atau berfungsi menghasilkan calon tenaga
              kerja yang terampil saja.



              RESHUFFLE KABINET, CARA JOKOWI BALIKAN KEPERCAYAAN PUBLIK

              - Sejumlah pengamat politik menilai reshuffle kabinet di penghujung tahun oleh Presiden Joko
              Widodo  (Jokowi)  tidak  lain  hanya  untuk  mengembalikan  kepercayaan  publik  terhadap
              pemerintah kinerja pemerintah yang anjlok.

              Hal  itu  ditandai  dengan  dua  persoalan  yang  belum  dapat  dituntaskan  saat  ini.  Seperti
              penanganan Covid-19 dan korupsi di lingkungan kementerian. Itu diungkapkan Pengamat Politik
              Universitas Paramadina, Arif Susanto.

              Dia mengatakan, aksi kocok ulang para menteri yang dilakukan kepala negara karena adanya
              isu besar yang muncul dan tidak mampu diselesaikan. Sehingga hal ini menjadi alasan objektif
              dan subjektif untuk melakukan perombakan kabinet sudah terpenuhi.

              "Tentu ini sudah sangat ideal karena ada sejumlah hal mendesak yang harus segera dibenahi
              Presiden  dalam  kinerja  setahun  belakangan.  Terutama  soal  pandemi  dan  isu  korupsi  yang
              menimpa dua menteri," katanya saat dikonfirmasi, Selasa (22/12/2020).

              Menurut Analis Politik Exposit Strategic ini, alasan objektif terkait kursi dua menteri kosong yang
              harus diisi, sedangkan alasan subjektif ikhwal keluhan Jokowi terhadap kinerja beberapa menteri.
              Artinya, dua alasan ini untuk melakukan perombakan kabinet telah terpenuhi.

              "Tentu  sudah  cukup  ideal  dari  segi  waktu.  Ada  kemendesakan  dan  ini  pun  harus  dilakukan
              Jokowi. Ini juga terkait realisasi anggaran yang rendah," ujar Arif juga. Tak sampai disana, Arif
              menilai, sejumlah pos kementerian yang harus dibenahi Presiden. Mayoritas itu terkait dengan
              pandemi Covid.

              Diantaranya,  Kementerian  Kesehatan,  Kementerian  Perekonomian,  hingga  Kementerian
              Ketenagakerjaan  serta  Kementerian  Pendidikan  dan  Kebudayaan.  Mengingat  kementerian
              tersebut seharusnya tidak sekadar menyuapi industri atau berfungsi menghasilkan calon tenaga
              kerja yang terampil saja.

              "Sangat dipahami menangani pandemi tidak mudah. Memang butuh menteri yang bukan hanya
              cekatan,  tapi  juga  koordinatif.  Ini  yang  terlihat  lemah.  Harapan  orang  kan  tinggi  terhadap
              kementerian  ini,  lalu  program-program  yang  mereka  ajukan  beberapa  menarik  gitu.  Tapi,
              rasanya butuh akselerasi yang lebih kuat lagi," ungkapnya.

              Arif pun ikut mengkritik Kementerian Riset dan Teknologi yang tidak terdengar kinerjanya dan
              Kementerian Perencanaan Pembangunan (Bappenas) terkait Pandemi Covid-19.

              Sedangkan  Pengamat  Politik  Universitas  Andalas,  Asrinaldi  menuturkan,  perombakan  kabinet
              merupakan sesuatu yang bersifat genting. Salah satunya kinerja beberapa menteri yang tidak
              maksimal setelah ditegur Presiden hingga adanya dua menteri yang ditangkap KPK.
              Kata dia juga, Kementerian Kesehatan yang tidak bekerja dengan optimal selama masa Pandemi
              Covid-19. "Urgent-nya di situ. Itu perlu disorot habis itu. Di sini yang menjadi sorotan publik



                                                           71
   67   68   69   70   71   72   73   74   75   76   77