Page 151 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 4 MARET 2021
P. 151

1.084 PEKERJA TERDAMPAK PANDEMI COVID-19

              SLEMAN  (KR)  -  Sekitar  1.084  pekerja  terdampak  pandemi  Covid-19  sehingga  ada  yang
              dirumahkan maupun Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Hal itu membuat jumlah pengangguran
              di Kabupaten Sleman meningkat jika dibandingkan Tahun 2019 lalu.

              Kepala Dinas Tenaga Kerja Sleman Sutiasih SP MM menjelaskan, berdasarkan pendataan Dinas
              Tenaga Kerja Sleman per Agustus 2020, sebanyak 1.084 orang terdampak Covid-19. Dengan
              rincian 585 orang dirumahkan dan sebanyak 499 orang menjadi korban PHK

              "Berdasarkan laporan dari perusahaan-perusahaan di Sleman ada 1.000-an lebih terdampak. Ada
              yang dirumahkan dan di-PHK dari tempat keijanya," kata Sutiasih, Selasa (2/3).

              Untuk  Kasus  Perselisihan  Hubungan  Industrial  di  Kabupaten  Sleman  tahun  2020  meningkat.
              Dimana Tahun 2019 sebanyak 26 kasus dan Tahun 2020 sebanyak 39 kasus. "Tapi semua sudah
              tertangani oleh Mediator Disnaker Sleman," terangnya.

              Menurut Sutiasih, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah angkatan kerja yang
              terdiri sudah bekerja maupun belum bekerja mengalami kenaikan jika dibandingkan Tahun 2019.
              Hal itu juga diikuti dengan naiknya jumlah pengangguran di Kabupaten Sleman.

              "Jumlah pengangguran Tahun 2019 sebesar 3,98 persen atau 27.508 orang. Kemudian Tahun

              2020 sebesar 5,09 persen atau 35.843 orang sehingga terjadi kenaikan jumlah pengangguran
              sebesar 1,11 persen atau 8.335 orang," ujarnya.

              Untuk jumlah angkatan kerja pada Tahun 2020 tertinggi di Kapanewon Depok sebanyak 68.974
              orang  dan  terendah  di  Kapanewon  Cangkringan  sebanyak  16.240  orang.  Sedangkan  jumlah
              penganggur terbanyak dari Pendidikan SLTA dan diikuti pendidikan Diploma serta SI. "Depok
              menjadi penyumbang terbesar jumlah angkatan kerja dan terendah dari Cangkringan," ungkap
              Sutiasih.

              Di samping dari BPS, Disnaker juga melakukan pendataan karena membutuhkan data sampai ke
              tingkat Kapanewon dan Kalurahan. Sedangkan data BPS hanya sampai tingkat Kabupaten. "Kami
              masih  melakukan  pendataan  sampai  di  tingkat  kalurahan  untuk  memastikan  jumlah
              pengangguran di Sleman," ucapnya.

              Untuk  mengurangi  jumlah  pengangguran,  Dinas  Tenaga  Kerja  Sleman  mempunyai  program
              peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga keija, peningkatan kesempatan keija. Selain itu
              juga ada program perlindungan pengembangan lembaga ketenagakerjaan, dan transmigrasi.

              "Disnaker Sleman sudah memfasilitasi Bantuan Sosial Tunai (BST) untuk pekerja ter-PHK di 2020.
              Kemudian  program  dan  kegiatan  tersebut  bertujuan  untuk  mengurangi  pengangguran  dan
              kemiskinan  serta  menjaga  hubungan  industrial  di  Kabupaten  Sleman  tetap  kondusif,"  tutup
              Sutiasih. (Sni) -f

















                                                           150
   146   147   148   149   150   151   152   153   154   155   156