Page 33 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 3 NOVEMBER 2020
P. 33

JOKOWI TEKEN UU CIPTA KERJA

              Presiden Joko Widodo (Jokowi) akhirnya menandatangani draf Undang-Undang Cipta Kerja (UU
              Ciptaker) yang telah disetujui oleh Rapat Paripurna DPR untuk disahkan menjadi undang-undang
              hampir sebulan silam, Senin (2/11). Pada hari yang sama, UU itu langsung diundangkan oleh
              Menteri Hukum dan HAM Yasonna H Laoly dan masuk dalam Lembaran Negara Tahun 2020
              Nomor 245.

              Dari  salinan  yang  diperoleh  Investor  Daily,  Senin  (2/11)  malam,  terungkap  bahwa  undang-
              undang itu secara resmi bernama Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2020
              tentang  Cipta  Kerja.  Berbeda  dengan  sejumlah  draf  yang  beredar  di  masyarakat
              pascapersejutujuan DPR pada 5 Oktober lalu, jumlah halaman UU Cipta Kerja yang telah diteken
              Presiden ini sebanyak 1.187 lembar temasuk halaman Penjelasan.

              Dari  1.187  lembar  tersebut,  UU  Cipta  Kerja  sendiri  memiliki  769  halaman,  sedangkan  418
              halaman sisanya adalah bagian penjelasan. Sementara jumlah bab dalam UU adalah sebanyak
              15 bab, sedangkan jumlah pasal sebanyak 186 pasal. Lembar tanda tangan Presiden terletak di
              halaman 769 yang kemudian disusul dengan bagian halaman penjelasan.

              Sesuai bunyi Pasal 186, Un-dang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

              Rapat Paripurna DPR RI pada 5 Oktober lalu menyetujui Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja
              untuk disahkan menjadi undang-undang. Kala itu, enam fraksi menyatakan setuju, satu fraksi
              memberikan catatan (Fraksi PAN), dan dua fraksi yang menyatakan menolak persetujuan RUU
              Ciptaker  menjadi  UU  (Fraksi  Partai  Demokrat  dan  Fraksi  PKS).  Bahkan,  Partai  Demokrat
              memutuskan walk out dari rapat paripurna tersebut.

              Meskipun  memiliki  kompleksitas  yang  tinggi,  pembahasan  UU  Ciptaker  ini  tergolong  cepat,
              bahkan  kurang  dari  delapan  bulan.  Pasalnya,  pemerintah  secara  resmi  menyerahkan  Surat
              Presiden  (Supres),  Draf  dan  Naskah  Akademik  RUU  Cipta  Kerja  (Ciptaker)  kepada  Dewan
              Perwakilan Rakyat (DPR) baru pada 12 Februari 2020.

              Saat diserahkan ke DPR, RUU Ciptaker ini terdiri atas 15 bab dan 174 pasal dan disusun dengan
              menggunakan  metode  omnibus  law  yang  berdampak  terhadap  79  undang-undang  (UU).
              Sementara isu-isu yang dibahas dalam UU terhimpun dalam 11 klaster yaitu Penyederhanaan
              Perizinan,  Persyaratan  Investasi,  Ketenagakerjaan,  Kemudahan,  Pemberdayaan,  dan
              Perlindungan  UMKM,  Kemudahan  Berusaha,  Dukungan  Riset  dan  Inovasi,  Administrasi
              Pemerintahan, Pengenaan Sanksi, Pengadaan Lahan, Investasi dan Proyek Pemerintah, serta
              Kawasan Ekonomi.

              Peraturan Pelaksanaan

              Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah tengah
              menyiapkan sejumlah peraturan pelaksanaan sebagai turunan dari UU Cipta Kerja. Penyusunan
              peraturan  pelaksanaan  ini  dilakukan  secara  terbuka,  dengan  melibatkan  para  pemangku
              kepentingan  terkait  dan  masyarakat  luas.  Saat  ini  ada  37  Peraturan  Pemerintah  dan  lima
              Peraturan Presiden yang tengah disusun.


              Ia  menjelaskan,  setidaknya  ada  tiga  manfaat  utama  dari  adanya  UU  Cipta  Kerja.  Pertama,
              mendorong penciptaan lapangan kerja. Kedua, memudahkan pembukaan usaha baru. Ketiga,
              mendukung pemberantasan korupsi. "UU Cipta Kerja menjadi instrumen utama dalam mengatasi
              berbagai  tantangan  nasional  seperti  penyediaan  lapangan  kerja,  pemberdayaan  UMKM,  dan
              Reformasi  Regulasi.  Ini  untuk  mendorong  transformasi  ekonomi  dan  pemulihan  ekonomi
              nasional,"  ujar  Airlangga  saat  menjadi  narasumber  dalam  webinar  Dikti  dengan  para  rektor,
              Senin (2/11) di Jakarta.


                                                           32
   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38