Page 48 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 14 SEPTEMBER 2020
P. 48

Berdasarkan sampel penelitian yang dilakukan oleh Migrant Care terhadap 1.800 PMI di sembilan
              kabupaten/kota di Tanah Air, terdapat 35%—40% dari ratusan ribu PMI terdampak Covid-19
              yang alih upaya dengan membuka usaha mikro.

              Langkah  tersebut  diambil  oleh  para  PMI  berbekal  literasi  ekonomi  yang  dipelajari  selama
              menjalani tugas di luar negeri. Beragam produk yang dijual, di antaranya produk pangan, batik,
              dan kopi.

              “Daripada  memberangkatkan  mereka  kembali  di  tengah  pandemi  demi  menambah  nilai
              remitansi,  Kemenaker  lebih  baik  bekerja  sama  dengan  sejumlah  kementerian  lain,  seperti
              Kementerian UKM, Kementerian Desa, dan Kemeterian Perekonomian untuk mendukung usaha
              yang digerakkan komunitas PMI ini,” katanya.

              Perlu  diketahui,  pemerintah  bakal  merealisasikan  pembarangkatan  88.000  PMI  yang  sempat
              tertunda karena Covid-19.

              Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani mengatakan
              88.000 PMI tersebut akan diberangkatkan ke 12 negara yang tidak memberlakukan pelarangan
              masuk bagi warga asing dalam waktu dekat.

              “Pemerintah sudah menjajaki 12 negara. Terutama negara yang tidak memberlakukan lockdown
              dan tidak memberlakukan pelarangan terhadap tenaga kerja asing,” ujar Benny.

              Sebelumnya,  Bank  Indonesia  (BI)  melaporkan  penurunan  remitansi  Tenaga  Kerja  Indonesia
              (TKI) selama dua kuartal berturut-turut yang dinilai terjadi karena belum pastinya nasib PMI
              yang harus kehilangan pendapatan akibat pandemi Covid-19.

              Menurut data Statistik Ekonomi dan Keuangan BI, remitansi TKI pada kuartal II/2020 senilai
              US$2,2 miliar, turun dari kuartal sebelumnya, yakni US$2,6 miliar. Remitansi TKI pada kuartal
              I/2020  dan  kuartal  II/2020  pun  lebih  kecil  dibandingkan  dengan  periode  yang  sama  tahun
              sebelumnya.


              Menurut  Benny,  anjloknya  pengiriman  remitansi  pada  dua  kuartal  secara  berturut-turut
              merupakan dampak langsung dari penundaan pengiriman 88.000 PMI yang telah melewati tahap
              registrasi dan tinggal diberangkatkan.

              “Namun, Kementerian Ketenagakerjaan kan sudah mengeluarkan Keputusan Menteri (Kepmen)
              baru. Prosesnya sudah berjalan kembali untuk penempatan 88.000 PMI yang sifatnya prioritas,”
              lanjut Benny.


              Setelah itu, ungkap Benny, pemerintah juga akan membuka kembali tahap pemberangkatan
              untuk PMI kloter selanjutnya sesuai dengan tahapan yang diatur.

              Dalam  Keputusan  Menteri  Tenaga  Kerja  No.294/2020,  pemerintah  memastikan  pelaksanaan
              penempatan dan perlindungan PMI dapat berjalan secara efektif dan sesuai dengan protokol
              kesehatan.


              Melalui  Kepmen  tersebut,  pemerintah  mengatur  protokol  kesehatan  dalam  proses  pelayanan
              penempatan PMI pada masa adaptasi kebiasaan baru, mulai dari penyelenggara layanan, hingga
              tempat pelayanan terhadap petugas pelayanan dan calon PMI.

                                                           47
   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53