Page 49 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 14 SEPTEMBER 2020
P. 49

“Dengan  demikian,  anjloknya  remitansi  pada  kuartal  I/2020  dan  kuartal  II/2020  lalu  dapat
              diperkirakan tidak akan berlanjut hingga akhir tahun ini,” katanya.

              PERKETAT PENGAWASAN

              Pakar  ketenagakerjaan  Universitas  Airlangga  Hadi  Subhan  berpendapat  lemahnya  supervisi
              negara menjadi masalah PMI.

              Hal tersebut dinilai akan mengorbankan hak normatif maupun konstitutif PMI.

              “Oleh karena itu, pengawasan  terhadap tata laksana PMI mesti  diketatkan,” ujarnya kepada
              Bisnis.

              Selain itu, imbuhnya, harus ada pembinaan yang bertujuan mendorong hadirnya lapangan kerja
              yang lebih banyak serta dapat membantu pemulihan hak-hak PMI yang terganggu akibat Covid-
              19.

              Menurutnya, pemerintah mesti melibatkan swasta sebagai delegator PMI guna menjamin fasilitas
              yang terjamin.


              Undang-Undang No.18/2017 tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia, jelas Hadi, dinilai
              masih  mempersulit  para  PMI  lantaran  negara  tidak  melibatkan  pihak  swasta  dalam
              pendelegasian PMI.

              “Kapasitas pemerintah dalam hal perekrutan serta penempatan PMI sangat terbatas, sehingga
              harus melibatkan pihak lain. Jika tidak demikian, tidak ada pandemi pun pengiriman remitansi
              cenderung akan terus turun,” jelasnya.

              Sementara itu, Ekonom CORE Indonesia Mohammad Faisal mengatakan anjloknya pengiriman
              remitansi  bakal  berdampak  bagi  daya  beli  masyarakat  kelas  menengah  ke  bawah  serta
              perputaran roda ekonomi di daerah.

              “Pasalnya, remitansi dari para PMI ini punya kontribusi signifikan terhadap perputaran uang di
              daerah asal masing-masing. Terutama, untuk konsumsi rumah tangga karena PMI tersebut pada
              umumnya merupakan tulang punggung keluarga,” kata Faisal.

              Potensi  besar  penurunan  daya  beli  masyarakat  kelas  menengah  ke  bawah  akibat  hilangnya
              kontribusi remitasi terhadap perputaran uang di daerah dinilai mesti diredam dengan sejumlah
              bantuan oleh pemerintah, baik bantuan tunai maupun sosial.

              Selama masa pandemi berlangsung dan para pekerja migran asal Tanah Air belum dapat bekerja
              di luar negeri, para PMI tersebut diperkirakan bakal mengambil jalur alternatif untuk meraup
              penghasilan.

              “Sayangnya,  jalur  alternatif  di  dalam  negeri  tidak  banyak.  Oleh  karena  itu,  proses  realisasi
              pemberian bantuan dari pemerintah harus cepat. Jika tidak, dampaknya akan lebih buruk bagi
              daya beli mereka,” jelasnya.







                                                           48
   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54