Page 28 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 15 SEPTEMBER 2020
P. 28

PEKERJA PERIKANAN BELUM TERLINDUNGI

              Perlindungan  terhadap  pekerja  pada  industri  perikanan  di  Indonesia  masih  jauh  dari  ideal.
              Pemerintah bahkan belum pernah melakukan pengawasan atau inspeksi tenaga kerja bagi awak
              kapal perikanan Indonesia, baik di dalam maupun luar negeri.

              Hal itu mengemuka dalam diskusi daring yang diselenggarakan Destructive Fishing Watch (DFW)
              Indonesia  dan  Yayasan  Plan  Internasional  Indonesia  dengan  tema  "Jalan  Menuju  Inspeksi
              Bersama Ketenagakerjaan di Kapal Perikanan", Senin (14/9/2020).

              Koordinator  Nasional  DFW  Indonesia,  Moh  Abdi  Suhufan  mengatakan  saat  ini  terdapat  30
              regulasi dan aturan terkait dengan ketenagakerjaan dan perlindungan awak kapal perikanan.
              Namun peraturan tersebut belum diimplementasikan secara efektif.

              "Terdapat  30  regulasi  dari  undang-undang,  peraturan  pemerintah,  peraturan  presiden,  dan
              peraturan menteri terkait yang mengatur hal tersebut. Namun, belum ada aturan teknisnya,"
              kata Abdi.

              Dia mengatakan, kondisi awak kapal perikanan di dalam dan luar negeri saat ini masih cukup
              memprihatinkan.  Hal  ini  terjadinya  karena  kurangnya  perlindungan  terhadap  pekerja  pada
              industri perikanan di Indonesia.

              "Beberapa fakta yang ditemukan selama ini adalah perekrutan yang sarat tipu daya, human
              trafficking, eksploitasi pekerja, gaji rendah, overtime, dan ling-
              kungan kerja tidak layak," ujarnya.

              Inspeksi bersama

              Kepala Seksi Pengawakan Direktorat Perikanan Tangkap, Kementrian Kelautan dan Perikanan,
              Zulfikar mengatakan bahwa pihaknya mendukung rencana inspeksi bersama ketenagakerjaan
              bagi awak kapal perikanan. Ada empat poin yang menjadi sasaran inspeksi.
              "Fokus inspeksi sebaiknya dilakukan pada 4 aspek penting yaitu kelengkapan dan keabsahan
              dokumen,  pemeriksanaan  ulang  alat  penangkapan  ikan,  memeriksa  persyaratan  ABK,
              pemeriksaan teknis, serta nau-tik kapal perikanan," kata Zulfikar.

              Staf Senior Pengawas Ketenagakerjaan Kementerian Tenaga Kerja Gumilang mengatakan bahwa
              saat ini pemerintah belum memiliki sistem basis data dan informasi yang terintegrasi mengenai
              awak kapal niaga dan kapal perikanan.

              "Sistem basis data tersebut penting menjadi dasar untuk menentukan kebijakan strategis dan
              terpadu di antara para pemangku kepentingan," kata Gumilang.

              Senior  Program  Officer  ILO  Indonesia  Lusiani  Yulia  mengatakan,  berdasarkan  pembelajaran
              program ILO, pelaksanaan inspeksi bersama membutuhkan kerja sama semua pihak.

              "Paling penting dan tidak boleh terlupakan adalah komitmen pengusaha dan pekerja untuk mau
              bekerja sama terlibat dalam program inspeksi tersebut," kata Lusi. (Tia Dwitiani Ko-mal asari)***











                                                           27
   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33