Page 21 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 7 SEPTEMBER 2020
P. 21
Ratusan pekerja asal Negeri Tirai Bambu itu dipekerjakan di Kawasan Ekonomi Khusus Galang
Batang yang dikelola PT Bintan Alumina Indonesia (BAI).
Mereka didatangkan dengan pesawat khusus pesawat Qingdao Airlines yang mendarat di
Bandara Raja Haji Fisabilillah Tanjungpinang pada Sabtu (5/9) lalu.
"Sabtu (5/9) ada lagi 145 pekerja dari China masuk ke perusahaan kami sehingga menjadi sekitar
450 orang. Sama seperti pekerja asing lainnya mereka menaati protokol kesehatan," kata
Direktur Utama PT BAI Santoni, Minggu (6/9).
Menurut Santoni, masyarakat sudah memaklumi bahwa para pekerja asing itu hanya sementara
bekerja di perusahaan dengan status penanaman modal asing (PAM) tersebut.
TKA asal China yang dipekerjakan di sana juga tidak sembarangan karena punya keahlian dalam
membangun PLTU dan "smelter" di Galang Batang.
Apalagi proyek PLTU di lokasi itu ditargetkan selesai pada November 2020, sedangkan proyek
smelter direncanakan beroperasi Januari 2021.
"Tanpa pekerja dari China tersebut, proses pembangunan terganggu," tukas Santoni.
Dia juga memastikan mayoritas pekerja di perusahaan yang dia pimpin merupakan WNI. Ada
sekitar 3 ribu pekerjanya adalah warga Bintan maupun daerah lain di Indonesia.
Pihak perusahaan bahkan telah menjalin komitmen dengan Bupati Bintan Apri Sujadi untuk
mempekerjakan warga lokal. "Paling banyak warga Bintan yang bekerja di perusahaan kami,"
sebut Santoni.
Santoni menegaskan bahwa perusahaan yang dipimpinnya tetap menaati ketentuan yang
berlaku dalam mempekerjakan warga asing.
"Kami tidak mungkin main-main karena perusahaan ini menanamkan modal di Bintan sebesar
Rp 20 triliun. Jadi kami taati aturan agar seluruh kegiatan berjalan lancar," tambahnya.
(Ant/jpnn).
20