Page 382 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 7 SEPTEMBER 2020
P. 382

KSBSI tegas menolak TKA masuk ke Indonesia untuk jenis pekerjaan kasar. Namun KSBSI tidak
              menolak kehadiran TKA ahli dan memberi transfer ilmu kepada tenaga kerja di Indonesia.
              Terkait  poin  PHK  dan  pesangon,  KSBSI  ingin  dipertahankan.  "Inilah  yang  krusial  yang  kami
              sedang pikirkan, kami minta dikembalikan kepada UU eksisting," jelas Elly kepada KONTAN, Rabu
              (2/9).

              Sementara Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal menyatakan KSPI
              keluar dari pembahasan RUU Cipta Kerja di tripartit dan langsung menyampaikan usul ke DPR.
              Dalam penilaiannya, ada perbedaan antara tim yang dibentuk DPR dengan tim tripartit bentukan
              pemerintah.

              Said menyatakan, keberadaan serikat buruh dalam tim teknis tripartit RUU Cipta Kerja hanya
              sebagai alat stempel bahwa seolah-olah Menteri Ketenagakerjaan sudah mengundang pekerja
              dalam tripartit. "Padahal faktanya tidak seperti ini," kata dia.

              Perbedaan Poin Kesepakatan Tripartite dan Tim Perumus DPR dalam Klaster Ketenagakerjaan

              Poin  Tripartite  Tim Perumus

              Pengupahan    - Penghapusan  upah  minimum  kabupaten/kota  dan  hanya  ada  upah  minimum
              provinsi.- Pengenalan upah minimum khusus padat karya dengan besaran per jam.- Kenaikan
              upah minimum hanya berdasarkan pertumbuhan ekonomi tanpa menghitung inflasi.- Tak ada
              pasal larangan memberikan upah di bawah upah minium.  - Penetapan upah minimum dilakukan
              dalam forum tripartite dengan skema survei komponen Kebutuhan Hidup Layak (KHL).- Upah
              minimum ditetapkan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota.- Mempertahankan upah minimum
              sektoral.

              Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT)  - Pemberi kerja bisa memperpanjang kontrak kerja
              setelah  waktu  perjanjian  kontrak  kerja  dengan  pekerja  selesai.    -  Memberikan  hak  kepada
              pekerja kontrak yang telah melaksanakan pekerjaannya untuk menjadi karyawan tetap setelah
              kontraknya berakhir.

              Alih Daya  - Jenis pekerjaan yang bisa dialihdayakan akan diperluas dan diperbanyak dari jumlah
              saat ini, yakni pekerjaan yang bukan menjadi pekerjaan inti dari bidang usaha perusahaan.  -
              Menghapus  skema  alih  daya  atau  setidaknya  tidak  menambah  jenis  pekerjaan  yang  sudah
              ditetapkan saat ini.

              Pesangon/Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)  - Indikator/komponen pesangon akan berubah
              sehingga membuat besaran pesangon yang diterma pekerja semakin kecil.- Syarat PHK bisa
              lebih mudah oleh pemberi kerja.  - Indikator/komponen pesangon harus tetap mengacu pada
              UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.- Adanya jaminan perlindungan bagi pekerja
              agar tak pemberi kerja tak mudah melakukan PHK.

              Tenaga Kerja Asing  - Tenaga kerja asing diperbolehkan dan syaratnya akan dipermudah untuk
              jabatan  atau  posisi  yang  tidak  bisa  dipemuhi  secara  kompetensi  oleh  tenaga  kerja  lokal.-
              Perusahaan bisa dengan mudah mengajukan izin perekrutan tenaga kerja asing.  - Menolak atau
              memperberat syarat masuk bagi TKA- TKA tidak boleh mengisi pekerjaan yang banyak dimiliki
              tenaga lokal.
              Sanksi  - Bila terjadi pelanggaran, pemberi kerja akan dikenakan sanksi administratif.  - Sanksi
              tetap mengacu pada sanksi UU No 13 Tahun 2003.

              Sumber : Badan Legislatif DPR dan Wawancara KONTAN

              Panja Kawasan Hutan

                                                           381
   377   378   379   380   381   382   383   384   385   386