Page 25 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 5 AGUSTUS 2020
P. 25
positive - Gunawan (penasihat senior In-donesian Human Rights Commiittee for Social Justice)
Pemusatan sumber daya ekonomi berada di tangan segelintir orang yang senantiasa berupaya
melanggengkan kekuasaannya dengan mencari perlindungan atau dukungan politik
Ringkasan
Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Ef-
fendy, mengatakan kualitas angkatan kerja di Indonesia masih rendah. Selain faktor pendidikan
dan kesehatan, penyebab rendahnya kualitas angkatan kerja itu karena pernah mengalami
stunting. Stunting erat hubungannya dengan kemiskinan.
“STUNTING” SEBABKAN KUALITAS ANGKATAN KERJA RENDAH
Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Ef-
fendy, mengatakan kualitas angkatan kerja di Indonesia masih rendah. Selain faktor pendidikan
dan kesehatan, penyebab rendahnya kualitas angkatan kerja itu karena pernah mengalami
stunting. Stunting erat hubungannya dengan kemiskinan.
"Sekarang ini, menurut Bank Dunia, angkatan kerja Indonesia 54 persen dan itu adalah mantan
stunting," ujar Muhadjir ketika memberikan sambutan dalam webinar yang digelar Kongres
Wanita Indonesia (Kowani), Selasa (4/8).
Stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu
lama, umumnya karena asupan makan yang tidak sesuai kebutuhan gizi.
Muhadjir menuturkan angkatan kerja yang pernah mengalami stunting sulit untuk ditingkatkan
kualitasnya.
"Ini perlu perhatian, betapa pentingnya menyiapkan rumah tangga, keluarga yang siap demi
generasi yang akan datang" kata dia.
Muhadjir mengatakan angka stunting Indonesia saat ini berada di kisaran 27 persen dan
ditargetkan turun menjadi 14 persen pada 2024. Penurunan angka stunting tersebut penting
sekali agar Indonesia tidak terus melahirkan generasi yang stunting. Selain itu, kata Muhadjir,
56 persen angkatan kerja di Indonesia merupakan tamatan SMP, SD, bahkan tak tamat SD.
Begitu juga dengan pengangguran yang paling rendah merupakan tamatan SD dan SMP.
"Secara formal, dia memang mendapat pekerjaan, tetapi dari segi penghasilan dan kualitas
kerjanya, sebetulnya sangat rendah dan itu tidak mungkin membawa Indonesia menjadi negara
maju," kata dia.
Pada kesempatan itu, Muhadjir juga menyoroti tentang jumlah rumah tangga miskin di
Indonesia. Jumlah rumah tangga miskin masih tinggi. Ia mengatakan 20 persen dari rumah
tangga dan rumah tangga baru miskin yang ada saat ini berasal dari keluarga rumah tangga
miskin tersebut.
"Rumah tangga miskin di Indonesia itu jumlahnya masih sangat tinggi. Sesama keluarga miskin
besanan, kemudian lahirlah keluarga miskin baru," kata Muhadjir.
Oleh karena itu, kata dia, mata rantai keluarga miskin tersebut harus dipotong untuk
menghasilkan generasi unggul selanjutnya. Kemiskinan juga menjadi penyebab stunting.
24