Page 223 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 15 APRIL 2021
P. 223

PRESIDEN KSPSI MINTA MENAKER LIBATKAN BURUH DAN PENGUSAHA DI SATGAS
              THR
              Jakarta Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Andi Gani Nena Wea
              meminta pemerintah melibatkan buruh dan pengusaha dalam pembentukan Satgas Tunjangan
              Hari Raya (THR).

              Menurut dia, pengawasan penyaluran THR harus dilakukan tiga pihak yakni, buruh, pengusaha,
              dan pemerintah.

              "Semoga Menaker (Menteri Ketenagakerjaan) segera menerbitkan Satgas THR yang juga diisi
              oleh buruh dan pengusaha. Jadi ada keseimbangan. Bukan hanya oleh pemerintah," kata Andi
              Gani kepada wartawan usai bertemu para menteri di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta,
              Rabu (14/4/2021).

              Kendati  begitu,  dia  berterima  kasih  kepada  pemerintah  yang  telah  mewajibkan  perusahaan
              membayar  penuh  THR  Hari  Raya  Idul  Fitri  2021  untuk  pekerjanya.  Hanya  saja,  kata  Andi,
              memang perlu pengawasan agar semua perusahaan betul-betul membayarkan THR kepada para
              pekerja.

              Selain  itu,  dia  mendorong  pemerintah  untuk  memberikan  sanksi  tegas  kepada  perusahaan-
              perusahaan yang memang tidak memberikan THR secara utuh. Pasalnya, Andi menyebut hingga
              kini masih ada perusahaan yang mencicil pembayaran THR periode 2020.

              "Karena itu, harus ada ketegasan dari pemerintah untuk bisa memberikan sanksi tegas kalau
              ada perusahaan yang tidak melakukan kewajibannya dengan baik," jelas dia.

              Sebelumnya,  Menteri  Ketenagakerjaan,  Ida  Fauziyah,  menerbitkan  Surat  Edaran  (SE)  Nomor
              M/6/HK.04/IV/2021 tentang Pelaksanaan Pemberian Tunjangan Hari Raya Keagamaan Tahun
              2021 bagi Pekerja/Buruh di Perusahaan. SE Pelaksanaan THR ini ditujukan kepada para Gubernur
              di seluruh Indonesia.

              "Pemberian THR Keagamaan merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pengusaha
              kepada pekerja/buruh. Pemberian THR Keagamaan bagi pekerja/buruh merupakan upaya untuk
              memenuhi kebutuhan pekerja/buruh dan keluarganya dalam merayakan hari raya keagamaan,"
              kata Menaker Ida di Jakarta, pada Virtual Konferensi Pers tentang THR Tahun 2021 di Jakarta,
              hari Senin (12/4/2021).

              "Secara khusus, dalam masa pemulihan ekonomi ini, THR tentu dapat menstimulus konsumsi
              masyarkat yang mendorong pertumbuhan ekonomi," sambungnya.

              Dalam surat edaran tersebut, Menaker Ida menyatakan bahwa SE pelaksanaan THR berdasarkan
              Peraturan  Pemerintah  Nomor  36  Tahun  2021  tentang  Pengupahan  dan  Peraturan  Menteri
              Ketenagakerjaan  Nomor  6  Tahun  2016  tentang  Tunjangan  Hari  Raya  Keagamaan  bagi
              Pekerja/Buruh  di  Perusahaan.  Ida  meminta  perusahaan  agar  waktu  pembayaran  THR
              Keagamaan dilakukan paling lama 7 hari sebelum hari raya keagamaan.

              "Saya tekankan bahwa THR Keagamaan wajib dibayarkan paling lama 7 hari sebelum hari raya
              keagamaan pekerja/buruh yang bersangkutan," tutur Ida.

              Adapun dalam pelaksanannya, pembayaran THR Keagamaan diberikan kepada pekerja/buruh
              yang telah mempunyai masa kerja 1 bulan secara terus menerus atau lebih. THR Keagamaan
              juga  diberikan  kepada  pekerja/buruh  yang  mempunyai  hubungan  kerja  dengan  pengusaha
              berdasarkan perjanjian kerja waktu tidak tertentu atau perjanjian kerja waktu tertentu.



                                                           222
   218   219   220   221   222   223   224   225   226   227   228