Page 278 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 15 APRIL 2021
P. 278

NTB MEMBENTUK TIM KHUSUS AWASI KEBIJAKAN PEMBERIAN THR

              Mataram  -  Pemerintah  Provinsi  Nusa  Tenggara  Barat  akan  membentuk  tim  khusus  untuk
              memantau dan mengawasi kebijakan pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) oleh perusahaan
              menjelang Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah.

              "Tim ini akan kami buat dalam waktu dekat. Poskonya nanti berada di Kantor Dinas Tenaga Kerja
              dan  Transmigrasi  (Disnaker)  provinsi,"  kata  Kepala  Dinas  Tenaga  Kerja  dan  Transmigrasi
              (Disnaker) NTB, Hj Wismaningsih Drajadiah di Mataram, Rabu.

              Ia  menjelaskan,  tim  khusus  ini  nantinya  bertugas  mengawal  Surat  Edaran  Menteri
              Ketenagakerjaan Nomor M/6/HK.04/IV/2021 tentang Pelaksanaan Pemberian Tunjangan Hari
              Raya Keagamaan Tahun 2021 bagi pekerja/buruh di perusahaan yang keluar pada 12 April 2021
              dan ditujukan kepada para gubernur di seluruh Indonesia.

              "Apakah dilaksanakan atau tidak itu yang kami pantau nantinya, sehingga hak-hak pekerja atau
              buruh bisa terpenuhi," ujarnya.

              Wismaningsih mengatakan, tim ini nantinya juga akan dibuat di seluruh kabupaten dan kota di
              NTB. Tim ini terdiri dari sejumlah instansi baik yang ada di provinsi, kabupaten dan kota.

              "Jadi tim ini bukan hanya di provinsi tapi diseluruh kabupaten dan kota juga kita bentuk," terang
              Wismaningsih.

              Menurut Wismaningsih, sesuai instruksi Menteri Ketenagakerjaaan, pembayaran THR tidak boleh
              dicicil.  Namun  demikian,  bagi  perusahaan  yang  terdampak  COVID-19  dan  tidak  mampu
              memberikan THR 2021 sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, dalam edaran tersebut kata
              Wismaningsih,  mewajibkan  pengusaha  melakukan  dialog  dengan  pekerja  untuk  mencapai
              kesepakatan yang dilaksanakan secara kekeluargaan dan dengan itikad baik dan berdasarkan
              laporan keuangan internal.

              "Intinya tidak boleh dicicil. Ketentuannya harus dibayar lunas minimal 7 hari sebelum hari raya.
              Apabila  tidak  sanggup  itu  sudah  diatur  dalam  keputusan  Menteri  Tenaga  Kerja,"  ucap
              Wismaningsih.

              Lebih  lanjut,  ia  menyatakan  bila  perusahaan  terlambat  atau  bahkan  tidak  membayar  THR
              tersebut, maka akan ada sanksi administrasi sesuai ketentuan pemerintah.

              Sanksi  tersebut  dapat  berupa  teguran  tertulis,  pembatasan  kegiatan  usaha,  penghentian
              sementara sebagian atau seluruh alat produksi serta pembekuan kegiatan usaha.

              "Sanksi ini macam-macam bisa teguran lisan dan tertulis. Jadi ada tahapan yang dilalui apabila
              ada pekerja atau buruh yang tidak mendapatkan THR," katanya.

              Sebelumnya, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauizyah mengingatkan para pengusaha
              tentang denda dan sanksi yang dikenakan jika tidak melakukan kewajiban membayar tunjangan
              hari raya kepada karyawannya.

              "Saya tekankan bahwa THR Keagamaan wajib dibayarkan paling lama tujuh hari sebelum hari
              raya keagamaan pekerja atau buruh yang bersangkutan," kata dia dalam konferensi pers virtual
              Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker).

              Kewajiban pembayaran THR 2021 itu juga diperjelas dengan diterbitkannya Surat Edaran Nomor
              M/6/HK.04/IV/2021 tentang Pelaksanaan Pemberian Tunjangan Hari Raya Keagamaan Tahun


                                                           277
   273   274   275   276   277   278   279   280   281   282   283