Page 367 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 15 APRIL 2021
P. 367

Ida mengatakan perbaikan tata kelola ini akan mudah direalisasikan apabila terdapat instrumen
              hukum yang mengaturnya.
              Oleh karena itu, saat ini pemerintah masih terus menyelesaikan aturan turunan dari Undang-
              Undang Nomor 18 Tahun 2017 tentang Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (UU PPMI).

              Terutama,  terkait  aturan  turunan  berupa  peraturan  pemerintah  (PP)  untuk  penempatan  dan
              pelindungan awak kapal niaga maupun perikanan yang bekerja di kapal berbendera asing.

              Saat ini, rancangan PP-nya telah selesai proses harmonisasi dan sudah diajukan ke Sekretariat
              Negara.

              Menaker  Ida  menyatakan,  RPP  ini  membawa  harapan  agar  pelindungan  ABK  menjadi  lebih
              lengkap, mulai dari sebelum, selama, dan setelah bekerja.

              Selain  itu,  permasalahan  dualisme  perizinan,  lemahnya  pendataan  dan  koordinasi  antar  K/L
              terkait, rendahnya kompetensi awak kapal perikanan, serta lemahnya pengawasan, diharapkan
              juga tidak lagi muncul.

              Ida mengatakan substansi RPP Pelindungan Awak Kapal rujukan pengaturannya diambil dari
              instrumen internasional yaitu Konvensi ILO mengenai maritim (Maritime Labour Convention) dan
              Konvensi  ILO  Nomor  188  mengenai  Pekerja  di  Sektor  Perikanan,  serta  aturan  perundang-
              undangan nasional terkait lainnya seperti di bidang pelayaran, kepelautan, serta perikanan.

              Menurut  Ida,  pihaknya  juga  senantiasa  melakukan  pembinaan  dan  pengawasan  kepada
              perusahaan penempatan pekerja migran, termasuk yang menempatkan awak kapal perikanan,
              guna memastikan perusahaan ini dalam operasionalnya tidak melakukan pelanggaran aturan.

              Kepala BP2MI Benny Rhamdani menyatakan bahwa pokok permasalahan sulitnya penanaganan
              ABK perikanan di Indonesia, yakni muaranya adalah ketidakjelasan tata kelola penempatan ABK.

              Hal ini dikarenakan masih terdapatnya tumpang tindih dalam memberikan izin penempatan bagi
              awak kapal yang ingin bekerja di kapal berbendara asing.

              Benny memiliki harapan agar UU Nomor 18 Tahun 2017 dan peraturan turunan dari UU ini akan
              memberikan jawaban yang pasti bagi tata kelola, maupun pelindungan bagi awak ABK perikanan
              Indonesia.
              "Kuncinya adalah jika sistem sudah kita buat dan diperkuat, maka kolaborasi dan koordinasi
              menjadi penting dalam menangani masalah awak kapal perikanan Indonesia," ungkap Benny.

              Sebagai penutup, Menaker Ida mengapresiasi Indonesia Ocean Justive  Initiative (IOJI) yang
              concern terhadap isu pelindungan awak kapal migran Indonesia.




















                                                           366
   362   363   364   365   366   367   368   369   370   371   372