Page 487 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 15 APRIL 2021
P. 487

SE  tersebut  ditujukan  langsung  pada  para  Gubernur  di  seluruh  Indonesia.  Menteri
              Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah mengatakan, pemberian THR keagamaan merupakan
              kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pengusaha kepada pekerja/buruh.

              Di mana, THR ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan pekerja/buruh dan keluarganya dalam
              merayakan hari raya keagamaan. "THR merupakan non upah yang wajib dibayar pengusaha
              kepada pekerja atau buruh,"ujarnya dalam temu media, Senin (12/4).

              Pembayaran THR ini, lanjut dia, harus dilakukan maksimal seminggu atau tujuh hari sebelum
              hari raya keagamaan tiba. Meski begitu, ada kelonggaran yang diberikan oleh pemerintah bagi
              perusahaan yang tak mampu membayar THR karena masih terdampak pandemi. Perusahaan-
              perusahaan tersebut diberikan waktu maksimal sehari sebelum lebaran tiba.

              Namun, dengan catatan, ada kesepakatan atau pembahasan secara bipartite terlebih dahulu
              antara pengusaha dan pekerja. Selain itu, perusahaan juga diwajibkan untuk membuka laporan
              keuangan mereka secara transparan pada pekerja. "Ini berdasarkan laporan keuangan internal
              selama dua tahun terakhir. Harus dibuka secara transparan,"ungkapnya.

              Setelah  dicapai  kesepakatan,  perusahaan  wajib  menyerahkan  hasil  dialog  pada  dinas
              ketenagakerjaan  setempat.  Ida  juga  meminta  agar  gubernur  dan  bupati/wali  kota  untuk
              mengawasi.  "Kesepakatan  tersebut  harus  dipastikan  tidak  sampai  menghilangkan  kewajiban
              pengusaha untuk membayar THR 2021 dengan besaran sesuai ketentuan,"ungkapnya.

              Pembayaran THR keagamaan sendiri diberikan kepada pekerja/buruh yang telah mempunyai
              masa kerja 1 bulan secara terus menerus atau lebih. THR keagamaan juga diberikan kepada
              pekerja/buruh  yang  mempunyai  hubungan  kerja  dengan  pengusaha  berdasarkan  perjanjian
              kerja waktu tidak tertentu atau perjanjian kerja waktu tertentu.

              (mia/agf/dee/jpg)










































                                                           486
   482   483   484   485   486   487   488   489   490   491   492