Page 542 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 15 APRIL 2021
P. 542

Max  itu  menjelaskan  dirinya  secara  umum  menyambut  positif  pembentukan  Kementerian
              Investasi itu. Selama ini komando investasi ada di Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
              "Dengan  harapan  jika  BKPM  bertransformasi  menjadi  kementerian,  maka  sumber  daya  yang
              dimiliki akan semakin besar," katanya, Selasa (13/5).

              Selanjurnya  dengan  berben-tuk  kementerian,  diharapkan  dapat  melakukan  pengambilan
              keputusan yang jauh lebih strategis dan berdampak besar di iklim investasi nasional. Kemudian
              dengan berbentuk kementerian, diharapkan koordinasi dengan kementerian lain bisa lebih efektif
              karena ada unsur kesetaraan.

              "Harapannya tentu saja kegiatan investasi akan semakin bergerak cepat," jelasnya. Namun Maz
              mengatakan  dengan  organisasi  yang  berubah  menjadi  kementerian,  ada  risiko  struktur
              organisasi  yang  semakin  besar.  Menurut  dia  struktur  organisasi  yang  membesar  ini  bisa
              menimbulkan  hambatan  organisasi.  Untuk  itu  dia  berharap  organisasi  Kementerian  Investasi
              nanti harus dipertimbangkan dengan baik, sehingga tidak malah memperburuk koordinasi.

              Max  lantas  mengingatkan  juga  bertambahnya  lini  organisasi  di  Kementerian  Investasi  nanti
              jangan terjebak pada prak-tik bagi-bagi kekuasaan. Apalagi sampai diberikan kepada orang yang
              tak kompetensi dan tidak profesional. Dia menegaskan basis kerja Kementerian Investasi harus
              mampu bekerja dengan cepat, efektif, efisien, dan profesional.

              Menurut Max ada sejumlah PR di dunia investasi Indonesia.

              Tidak hanya soal birokrasi yang sering disebut berbelit-belit. Tetapi juga kendala SDM, kebijakan
              ketenagakerjaan, insentif, koordinasi dan konsistensi kebijakan, serta infrastruktur.

              BKPM sebelumnya melansir realisasi investasi sepanjang 2020 mencapai Rp826,3 triliun. Capaian
              ini lebih tinggi dari target yang dipasang yaitu Rp817,2 triliun. Sementara realisasi investasi di
              2019 tercatat Rp809,6 triliun.

              Ketua Bidang Keuangan dan Perbankan BPP HIPMI Ajib Hamdani memandang, langkah presiden
              yang akan membentuk Kementerian Investasi memang menarik untuk dicermati.

              Ajib menyebut, adanya Kementerian Investasi tak bisa dilepaskan dari komitmen Presiden ketika
              dilantik  periode  kedua  ini  yakni,  peningkatan  kualitas  SDM,  keberianjutan  infrastruktur;
              deregulasi, debirokratisasi dan transformasi ekonomi.

              Kementerian  Investasi,  yang  diharapkan  menjadi  pemecah  kebuntuan  dan  bottlenecking
              investasi  menjadi  bagian  langkah  nyata  pemerintah  untuk  mendorong  debirokratisasi  dan
              tercipta iklim investasiyanglebih business friendly.

              Kementerian Investasi juga diharapkan untuk menopang gagasan transformasi ekonomi serta
              membuat nilai tambah atas komoditas-komoditas strategis Indonesia. "Dengan ditopang oleh
              komitmen  deregulasi  melalui  UU  Omnibus  Law,  maka  lengkaplah  amunisi  untuk  menarik
              investasi" ujar Ajib.

              Investasi  yang  notabene  merupakan  penopang  lebih  dari  30  persen  Produk  Domestik  Bruto
              (PDB)  Indonesia  harus  mendapat  dorongan  regulasi.  Sehingga,  diharapkan  dapat
              mengakselerasi eksekusi di lapangan.

              BKPM sendiri sepanjang tahun 2020 sejatinya telah berhasil memenuhi target investasi yang
              dicanangkan. Lembaga yang dipimpin oleh Bahlil Lahadalia itu pada tahun 2020 mematok target
              investasi  sebesar  Rp817,2  triliun.  Sementara,  realisasinya  melebihi  target.  Yakni  mencapai
              Rp826,2 triliun atau 101,1 persen dari target.




                                                           541
   537   538   539   540   541   542   543   544   545   546   547