Page 541 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 15 APRIL 2021
P. 541

Terpisah,  Menteri  Pendidikan  dan  Kebudayaan  (Mendikbud)  Nadiem  Makarim  memilih  tak
              menanggapi soal isu reshuffle ini Saat dihubungi melalui pesan singkat, Mantan Bos Gojek ini
              tidak merespon hingga berita diterbitkan. Padahal, posisi nomor satu di Kementerian Pendidikan
              dan Kebudayaan (Kemendikbud) jadi yang paling santer disebutkan. Hal ini menyusul adanya
              penggabungan Kemendikbud dan Kementerian Riset dan Teknologi (Ristek).

              Sementara  itu,  berdasarkan  survei  yang  dilakukan  Indonesia  Political  Opinon,  ada  sejumlah
              menteri yang menurut publik layak untuk dilakukan pergantian. Di sektor ekonomi, nama Menteri
              Ketenagakerjaan Ida Fauziah berada di posisi teratas untuk diganti. Diikuti Menteri Koperasi dan
              UMKM Teten Masduki serta Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.

              Di sektor Polhukam, menteri yang paling mendapat sorotan untuk diganti adalah Menteri Hukum
              dan HAM Yasonna Laoly, diikuti Menpan RB Tjahjo Kumolo dan Menkominfo Johny Plate. Di
              sektor maritim/investasi, Menteri Kelautan Perikanan Wahyu Sakti Trenggono, Menteri LHK Siti
              Nurbaya, dan Menteri ESDM Arifin Tashrif paling dikehendaki diganti.

              Terakhir di sektor PMK, yang dinilai perlu di-reshuffle adalah Menpora Zainudin Amali, Menteri
              PPA Gusti Ayu Bintang, dan Menteri Desa Abdul Halim Iskandar.

              Direktur Eksekutif IPO Dedi Kumia Syah mengatakan, meski publik menghendaki nama-nama
              tersebut  diganti,  namun  bukan  berarti  mereka  terancam  di-reshuffle  pekan  ini.  Sebab,  pada
              praktiknya, meskipun hak presiden, tetapi reshuffle harus mencerminkan keputusan politik koalisi
              pemenang pilpres.

              "Untuk itu menteri tersasar adalah mereka yang selain minim prestasi, juga minim relasi parpol,"
              ujarnya tadi malam.

              Dia mencontohkan, sesering apapun publik mendorong pergantian Yasonna atau Ida Fauziah,
              jika di level koalisi tidak ada titik temu, maka tidak akan terlaksana.

              "Selama parpol menghendaki keberadaan mereka," ujarnya.

              Terkait wacana peleburan Ke-menristekdikti dan Kemendikbud, Dedi menilai sudah sewajarnya
              akan ada satu menteri yang dicopot menyusul hilangnya Kemenristekdikti. Namun untuk siapa
              yang dicopot, Dedi menilai baik Bambang Brodjonegoro maupun Nadiem Makarim memiliki kans
              yang sama.

              "Keduanya sama-sama bukan dari parpol. Untuk itu pilihan bisa mengarah padatokohyangpaling
              berjasa dalam proses pilpres," tutumya. Selain itu, bergantung pada hasil evaluasi. Dedi menilai,
              akan lebih mudah untuk mengevaluasi secara objektif mengingat keduanya nonpartai.

              Dedi menambahkan, kans reshuffle di kementerian lain juga belum tertutup. Terlebih, dalam
              beberapa kesempatan, Presiden kerap menyinggung kinerja kementerian yang kurang signifikan.
              Sementara itu, DPR telah memberikan lampu hijau pada pembentukan Kementerian Investasi.
              Hal  itu  menyusul  surat  presiden  (surpres)  yang  berisi  pertimbangan  penggabungan  dan
              pembentukan kementerian.

              Nantinya, Kementerian Investasi akan mengambil alih tugas dan fungsi Badan Koordinasi dan
              Penanaman  Modal  (BKPM).  Keberadaan  Kementerian  Investasi  merupakan  tindaklanjut  dari
              amanat yang tertuang dalam UU Cipta Kerja.

              Peneliti  Pusat  Penelitian  Ekonomi  (P2E)  LIPI  Maxensius  Tri  Sambodo  menyoroti  rencana
              pemerintah membentuk Kementerian Investasi. Dia berharap pembentukan kementerian baru
              itu tidak terjebak pada motivasi bagi-bagi kekuasaan.

              Peneliti yang akrab disapa
                                                           540
   536   537   538   539   540   541   542   543   544   545   546