Page 221 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 APRIL 2021
P. 221

tadi saya usul kepada dinas maupun Bupati dan Wali Kota live melalui medsos dengan PMI kita.
              Saya sering lakukan itu dan kadang kita bisa mendapatkan informasi tanpa rekayasa


              Ringkasan

              Kepala Badan Perlindungan pekerja migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani menjelaskan
              data World Bank 2019 menyebut pekerja migran Indonesia (PMI) di luar negeri mencapai 9 juta
              orang. Padahal yang tercatat berangkat secara legal ada 3,7 juta orang. "Di sistem kita 3,7 juta
              orang, tahu persis mereka dari mana ke mana. Tapi ternyata World bank mendata ada 9 juta,
              ada gap angka sekitar 5,3 juta berarti yang dikirim sindikat," kata Benny usai acara sosialisasi
              UU No. 18/2017 tentang Pelindungan Pekerja Migran Indonesia bersama Gubernur Jawa Tengah
              Ganjar Pranowo di kantor Pemprov Jateng, Jumat (9/4/2021).



              5,3 JUTA PEKERJA MIGRAN RI DIPERKIRAKAN KE LUAR NEGERI ILEGAL

              Kepala Badan Perlindungan pekerja migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani menjelaskan
              data World Bank 2019 menyebut pekerja migran Indonesia (PMI) di luar negeri mencapai 9 juta
              orang. Padahal yang tercatat berangkat secara legal ada 3,7 juta orang.

              "Di sistem kita 3,7 juta orang, tahu persis mereka dari mana ke mana. Tapi ternyata World bank
              mendata ada 9 juta, ada gap angka sekitar 5,3 juta berarti yang dikirim sindikat," kata Benny
              usai acara sosialisasi UU No. 18/2017 tentang Pelindungan Pekerja Migran Indonesia bersama
              Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di kantor Pemprov Jateng, Jumat (9/4/2021).

              Dari Jawa Tengah, lanjut Benny, ada sekitar 250 ribu pekerja migran. Rata-rata ada sekitar 3
              kali lipat jumlah pekerja migran ilegal yang berangkat di setiap daerah.

              "Rata-rata 3 kali lipat sesungguhnya dari jumlah jatah resmi. Di Jateng 250 ribu, diyakini tiga
              kali lipat kerja di luar negeri yang dikirim sindikat," tandasnya.

              Para pekerja migran tersebut terancam mendapat perlakuan semena-mena dari majikan. Mulai
              dari tidak dibayar upah, penganiayaan, pelecehan seksual, hingga diperjualbelikan.

              "Kekerasan fisik, penghentian hubungan kerja sepihak, bahkan diperjualbelikan. Kalau majikan
              bosen jual ke majikan lain. Mau berontak tidak bisa karena dokumen ditahan. Kalau ilegal enggak
              brani melapor karena bisa ditindak penegak hukum setempat. Kalau pulang akhirnya juga tidak
              bawa apa-apa," jelasnya.

              Ia  menjelaskan  dalam  setahun  menjabat  sebagai  Kepala  BP2MI  sudah  menggagalkan
              keberangkatan 610 orang ke luar negeri secara ilegal untuk bekerja.

              "Selain  itu  sejak  Januari  2020  sampai  pertengahan  Maret  2021  ada  169  ribu  migran  yang
              dipulangkan.  Kemudian  760  jenazah  dipulangkan,  bukan  angka  yang  sedikit.  Itu  80  persen
              berangkat  ilegal.  Kemudian  ada  640  yang  sakit,  itu  pembiayaan  BP2MI.  Yang  sakit  dirawat
              sampai sembuh," jelasnya.

              Ironisnya, lanjut Benny, para mafia yang mengirim pekerja migran ilegal dibeking oleh oknum
              aparat, pemerintah, bahkan organisasi yang dipimpinnya sendiri.

              "PMI ini dihadapkan sindikat mafia penempatan ilegal yang dikendalikan segelintir orang yang
              punya  modal  kapital.  Soalnya  dibeking  oknum  yang  punya  atribut  kekuasaan.  Ini  era
              transparansi,  ada  oknum  TNI,  Polisi,  Keimigrasian,  Kedutaan  Besar,  Kementrian
              Ketenagakerjaan, bahkan oknum BP2MI yang saya pimpin," ujarnya.
                                                           220
   216   217   218   219   220   221   222   223   224   225   226