Page 247 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 APRIL 2021
P. 247

waktu kerja yang kurang atau lebih dari ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat
              (2).
              (2).  Perusahaan  pada  sektor  usaha  atau  pekerjaan  tertentu  yang  menerapkan  waktu  kerja
              kurang  dari  ketentuan  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  (1)  mempunyai  karakteristik:  a.
              penyelesaian pekerjaan kurang dari 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan kurang dari 35 (tiga puluh
              lima) jam 1 (satu) minggu; b. waktu kerja fleksibel; atau c. pekerjaan dapat dilakukan di luar
              lokasi kerja." Dalam penjelasan Pasal 23 ayat (2) huruf b, yang dimaksud dengan "waktu kerja
              fleksibel"  adalah  pengaturan  waktu  kerja  yang  memberikan  lebih  banyak  kebebasan  kepada
              Pengusaha dan Pekerja/Buruh dalam mengatur jam kerja.

              Selain itu, dalam Pasal 50 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (UU
              Ketenagakerjaan),  diatur  bahwa  hubungan  kerja  adalah  hubungan  hukum  untuk  melakukan
              pekerjaan berdasarkan perjanjian kerja antara pengusaha dan pekerja/buruh.

              Selanjutnya, menyimak lebih jauh dalam Pasal 54 UU Ketenagakerjaan disebutkan bahwa dalam
              perjanjian  kerja,  sekurang-kurangnya  memuat:  (a)  nama,  alamat  perusahaan,  dan  jenis
              usahanya;  (b)  nama,  jenis  kelamin,  umur  dan  alamat  pekerja/buruh;  (c)  jabatan  atau  jenis
              pekerjaan;  (d)  tempat  [lokasi]  pekerjaan;  (e)  besarnya  upah  dan  cara  pembayarannya;  (f)
              syarat-syarat  kerja,  memuat  hak  dan  kewajiban  para  pihak;  (g)  mulai  dan  jangka  waktu
              berlakunya perjanjian kerja; (h) tempat dan tanggal perjanjian kerja dibuat; dan (i) tanda-tangan
              para pihak.
              Dengan demikian, secara hukum diperbolehkan penerapan waktu dan lokasi kerja yang fleksibel
              serta  diperlukan  perjanjian.  Adapun  yang  diperjanjikan  dalam  hubungan  kerja  adalah
              kesepakatan untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan yang diperintahkan.

              Yang  dimaksud  dengan  "yang  diperjanjikan"  adalah  kesediaan  karyawan  untuk  melakukan
              pekerjaan atas dasar perintah, baik yang tertera dalam perjanjian, maupun yang dirinci lebih
              lanjut dalam peraturan perusahaan (PP), perjanjian kerja bersama (PKB), atau yang detailnya
              dijabarkan dalam deskripsi pekerjaan.
              Berkaitan  dengan  sarana  dan  prasarana  yang  digunakan  dalam  melakukan  pekerjaan,
              penyediaannya  seharusnya  disediakan  oleh  pengusaha,  bahkan  menjadi  kewajiban  serta
              tanggung jawab perusahaan. Hal ini sebagaimana diatur dalam Pasal 50 dan Pasal 54 jo Pasal 1
              angka 15 UU Ketenagakerjaan..





























                                                           246
   242   243   244   245   246   247   248   249   250   251   252