Page 242 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 APRIL 2021
P. 242
Ketua Dewan Redaksi Media Group Usman Kansong mengungkapkan, literasi gender dalam
kantor berita masih kurang. Bahkan di kalangan redaktur perempuan sendiri. Sehingga upaya
media agar menanamkan perspektif gender dalam diri para redaktur dan petinggi-petinggi
lainnya dinilai penting.
"Saya pernah minta agar media saya mengangkat isu soal sunat perempuan. Tapi akhirnya
malah berdebat keras, karena teman-teman redaktur perempuan sendiri banyak yang
mempertanyakan. Padahal, mereka seharusnya bisa memberi teladan, mengajak teman-
temannya berdiskusi tentang pentingnya perspektif gender," kata pria yang akrab disapa UK.
Sedangkan Pemimpin Redaksi Magdalene, Devi Asmarani mengaku persoalan representasi
perempuan di media ini ibarat ayam dan telur. Sebab, dari satu sisi media merefleksikan budaya
masyarakat. Sebaliknya media akan mengukuhkan kondisi masyarakat yang patriarkal.
"Bukan hanya dalam berita, konten-konten hiburan seperti film dan video games juga
menggambarkan perempuan lewat male gaze atau perspektif maskulin. Dimana perempuan
hanya dilihat sebagai objek seks," tuturnya.
Oleh karena itu, tentunya upaya yang harus dilakukan tidak bisa hanya menyasar para jurnalis.
Sebab, tak sedikit mereka sudah mendapatkan pembekalan terkait gender. Namun, dalam
newsroom, mereka akan berhadapan dengan redaktur-redaktur yang tidak punya perspektif
gender ini.
"Tulisannya diubah jadi mengobjektifikasi perempuan lagi dan lagi," lanjutnya.
Salah satu langkah yang bisa dilakukan media adalah dengan menguatkan perspektif gender
melalui konten-konten maupun kampanye dari media itu sendiri. Kata Devi, upaya itu teentu
akan melahirkan tuntutan bagi media-media lain guna memperbaiki pola representasi
perempuan. (H-3).
241