Page 38 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 APRIL 2021
P. 38

"Untuk aksi lapangan, akan diikuti kurang lebih 10.000 buruh di seluruh Indonesia, yaitu di 1.000
              pabrik atau perusahaan, 20 provinsi dan 150 kabupaten/kota," kata Presiden Konfederasi Serikat
              Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal dalam konferensi pers secara virtual, Minggu (11/4).

              Beberapa isu yang akan disuarakan dalam aksi tersebut antara lain meminta hakim Mahkamah
              Konstitusi untuk membatalkan omnibus law Cipta Kerja. Khususnya klaster ketenagakerjaan yang
              dinilai mengancam masa depan buruh, mulai dari job security, income security, dan juga social
              security.

              Kedua,  mendorong  pemberlakuan  upah  minimum  sektoral  kabupaten/kota.  Ketiga,  menolak
              pembayaran tunjangan hari raya (THR) dengan cara dicicil.

              "Yang keempat, kami juga meminta diusut tuntas dugaan korupsi di BPJS Ketenagakerjaan oleh
              Kejaksaan Agung. Jangan berdalih nanti hasil akhirnya karena alasan bisnis," tegas Iqbal.

              Untuk aksi di MK, Iqbal mengungkapkan nantinya akan datang perwakilan buruh dari 20 provinsi
              dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. Sedangkan aksi di daerah-daerah dilakukan
              di kantor gubernur, bupati, atau wali kota.

              Mereka juga meminta tunjangan hari raya tidak dibayar secara bertahap atau harus dibayar
              penuh.  Jika  terpaksa  dibayarkan  bertahap  maka  perusahaan  harus  menyertakan  laporan
              kerugian.

              Said merujuk pada rekomendasi hasil pembahasan tim kerja Dewan Pengupahan Nasional dan
              badan  pekerja  Tripartit  Nasional  terkait  THR  2021  yang  akan  diserahkan  kepada  Menteri
              Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah.

              Ada informasi bahwa keputusan THR diserahkan kepada kesepakatan pekerja dan perusahaan
              atau bipartit. Karena itu, Said mendorong agar perusahaan yang tidak dapat membayar harus
              secara  transparan  menyertakan  laporan  keuangan  yang  menunjukkan  kerugian  selama  dua
              tahun terakhir.

              "Bila terpaksa diambil keputusan di tingkat bipartit harus didahului dengan membuka laporan
              keuangan perusahaan yang rugi dua tahun berturut-turut," tegas Said. (Knu)


































                                                           37
   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43