Page 53 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 APRIL 2021
P. 53

Ringkasan

              Ketua  Umum  Pimpinan  Pusat  FSP  TSK  Serikat  Pekerja  Seluruh  Indonesia  (SPSI),  Roy  Jinto
              Ferianto, mengatakan SPSI bersama aliansi buruh lainnya akan menggelar aksi turun ke jalan di
              sejumlah kabupaten dan kota di Jawa Barat untuk menolak UU Cipta Kerja dan penolakan cicilan
              THR 2021, Senin (12/4). "SPSI tidak menggelar aksi di Gedung Sate, cuma SPSI di kabupaten
              dan kota memang ada yang turun. Kota Cimahi turun besok. Juga di Karawang rencananya
              demikian. Tapi di daerah" kata Roy saat dihubungi, Minggu (11/4).



              TOLAK THR DICICIL DAN DITUNDA, BESOK BURUH TURUN KE JALAN DI SEJUMLAH
              DAERAH, INI TUNTULAN LAINNYA

              TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Ketua Umum Pimpinan Pusat FSP TSK Serikat Pekerja Seluruh
              Indonesia  (SPSI),  Roy  Jinto  Ferianto,  mengatakan  SPSI  bersama  aliansi  buruh  lainnya  akan
              menggelar aksi turun ke jalan di sejumlah kabupaten dan kota di Jawa Barat untuk menolak UU
              Cipta Kerja dan penolakan cicilan THR 2021, Senin (12/4).

              "SPSI tidak menggelar aksi di Gedung Sate, cuma SPSI di kabupaten dan kota memang ada yang
              turun. Kota Cimahi turun besok. Juga di Karawang rencananya demikian. Tapi di daerah," kata
              Roy saat dihubungi, Minggu (11/4).

              Tuntutannya sama, katanya, yakni menolak omnibus law UU Cipta Kerja dan menolak THR yang
              rencananya  bisa  dicicil  atau  ditunda  tahun  ini.  Kemudian  juga  akan  ada  tuntutan  kepada
              pemerintah untuk menuntaskan masalah korupsi BPJS Ketenagakerjaan.

              "Kita  nanti  akan  melakukan  aksi  saat  May  Day  (1  Mei).  Besok  kan  karena  memang  pas
              munggahan juga, ada pertimbangan itu kan, dikhawatirkan nggak efektif, itu aja sih," katanya.
              Saat  Hari  Buruh  pada  1  Mei  pun,  katanya,  tuntutannya  masih  sama  karena  pada  saat  itu
              diperkirakan pemerintah sudah merilis peraturan yang membolehkan THR ditunda atau dicicil,
              bagi pengusaha yang terkena dampak Covid-19.

              "Kita menolak itu karena tahun lalu sudah ditunda kan. Dan tetap menyuarakan untuk Mahkamah
              Konstitusi. Penolakan omnibus law ini kan sedang sidang di MK, ditunda karena sengketa pilkada.
              Kita minta MK memutuskan untuk membatalkan undang-undang itu," katanya.

              Sebelumnya, serikat pekerja dan buruh di Jawa Barat menolak tegas wacana pemerintah yang
              akan membolehkan perusahaan menyicil atau menunda pemberian tunjangan hari raya (THR)
              pada 2021 dengan alasan perekonomian yang terdampak pandemi Covid-19.

              Ketua  Umum  Pimpinan  Pusat  FSP  TSK  Serikat  Pekerja  Seluruh  Indonesia  (SPSI),  Roy  Jinto
              Ferianto, mengatakan kaum buruh dan pekerja akan turun ke jalan jika pemerintah lagi-lagi
              mengeluarkan kebijakan yang menyulitkan buruh dan pekerja dengan alasan pandemi Covid-19.
              Roy mengatakan tahun lalu pemerintah mengeluarkan surat edaran untuk perusahaan dengan
              membolehkan penundaan atau penyicilan THR.

              Roy  mengatakan  pihaknya  pun  kini  menerima  informasi  bahwa  pemerintah  tengah
              merencanakan hal serupa, yang tidak berpihak pada kesejahteraan buruh dan pekerja.

              "Kita pasti akan menolak kalau ada aturan yang dikeluarkan pemerintah mengenai THR bisa
              dicicil atau ditunda, kami akan lakukan aksi, pasti akan turun ke jalan," kata Roy melalui ponsel,
              Rabu (17/3).

              Roy mengatakan dalam UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Permenaker Nomor
              6 Tahun 2016 tentang Tunjangan Hari Raya, bahkan dalam UU Cipta Lapangan Kerja yang baru
                                                           52
   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58