Page 76 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 MEI 2021
P. 76
"Tapi ternyata di belakang ada kasus tidak segitu akrena iuran BPJS Kesehatan pun tidak
bayarkan juga. Karena kalau orang berobat bayar sendiri. Kami belum cek. Ini temuan kemarin.
Salah satu pekerja ke puskesmas dicek tennyata ga aktif BPJS Kesehatannya," ungkap Mesran.
Poin selanjutnya yang menjadi tuntutan pihaknya yakni persoalan karywan resign. Estimasi ada
15 persen dari upah pesangon yang tidak dibayarkan perusahaan.
"Ada sekitar 11 anggota. Yang pensiun dan memasuki usia pensiun 108 orang pun dia tidak
lakukan sampai saat ini," keluhnya.
Alasan manajemen lanjutnya tidak membayarkan karena tak ada anggaran selama masa Covid-
19. Seharusnya pembayaran iuran BPJS Ketenagakerjaan dibayarkan kolektif perusahaan. " Ini
padahal uangnya orang dipotong. Tapi tidak disetorkan ke BPJS Ketenagakerjaan dan masalah
tunggakan sudah ada sebelum Covid-19.
Produksi sampai saat ini masih tetap jalan juga," imbuhnya. Ia melanjutkan, sebenarnya dari
pihak serikat kerja dan aliansi Gebrak menawaekan opsi agar persoalan ini selesai.
Pertama perusahaan bisa menjual tripleks yang ada disimpan dalam gudang paking.
"Jual aja tripleksnya. Dia sengaja menumpuknya. Nda tahu untuk apa. Mungkin menghindar
pajak dan lainnya. Yang jelas barang itu layak pakai dan jual. Harga kisarannya per lembar
mungkin sekitar Rp 300 ribuan," bebernya.
Ia juga melanjutkan pertemuan hari ini secara umum belum bisa terpenuhi tuntutan yang
disampaikan peserta unjuk rasa.
"Bahkan cuma menandantangani saja berita acara dia tidak mau," keluhnya.
Sementara itu, Manager HRD PT Intracawood Manufacturing, Haryanto mengatakan, segala jenis
tuntutan yang disampaikan aliansi buruh tidak bisa serta merta pihaknya mengambil keputusan
atau menyetujui yang diinginkan buruh.
Dalam hal ini ia hanya mewakilkan manajemen dan menjembatani permintaan buruh dan
perusahaan.
"Saya sampaikan saya di sini kapasitas saya bukan pengambil keputusan. Biar dipahami dulu.
Pada intinya kita menjalankan apa yang menjadi instruksi sesuai ketentuan aturan atau
ketentuan yang berlaku," urai Haryanto.
Ia melanjutkan pihaknya tidak bisa memutuskan hal yang bersifat sangat krusial. Setiap
keputusan akan sampaikan kepada pimpinan pihaknya.
Ia tak menampik persoalan BPJS yang saat ini menunggak. Ia mengakui saat ini perusahaan
mengalami kendala karena situasi Covid-19.
"Ada situasi dan kondisi Covid-19 yang ada saat ini. Perusahaan kita skala ekspor. Yang mana
pangsa pasarnya ditentukan adalah pangsa pasar dari luar negeri," urainya.
Pembeli produk berasal dari luar negeri sehingfa ekspor juga keluar negeri. Namun dalam
perjalanannya pandemi Covid-19 merebak.
"Dalam situasi dan kondisi Covid sekarang ini, permintaan barang atau produk sangat minim
sekali. Bahkan dulunya sekitar 100 persen, sekarang hanya 25-30 persen saja. Ini kan pengaruh
terhadap cash flow perusahaan," bebernya.
(*).
75