Page 199 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 JULI 2021
P. 199

Ringkasan

              Menteri  Ketenagakerjaan  (Menaker),  Ida  Fauziyah,  meminta  perusahaan  untuk  mengizinkan
              pekerja yang memiliki kormobid, ibu hamil, atau menyusui untuk bekerja dari rumah atau Work
              From  Home  (WFH).  "Saya  kira  ini  demi  dan  atas  nama  kemanusiaan  agar  mereka  diberi
              kesempatan kerja dari rumah," kata Ida saat memimpin Rapat Koordinasi PPKM Darurat dengan
              Kepala Dinas Ketenagakerjaan Provinsi dan Kabupaten/Kota seluruh Wilayah Jawa-Bali, Kadin,
              dan Apindo, Jumat (8/7/2021).



              IBU HAMIL DAN BEKERJA KOMORBID DIMINTA WFH

              Menteri  Ketenagakerjaan  (Menaker),  Ida  Fauziyah,  meminta  perusahaan  untuk  mengizinkan
              pekerja yang memiliki kormobid, ibu hamil, atau menyusui untuk bekerja dari rumah atau Work
              From Home (WFH).

              "Saya  kira  ini  demi  dan  atas  nama  kemanusiaan  agar  mereka  diberi  kesempatan  kerja  dari
              rumah,"  kata  Ida  saat  memimpin  Rapat  Koordinasi  PPKM  Darurat  dengan  Kepala  Dinas
              Ketenagakerjaan Provinsi dan Kabupaten/Kota seluruh Wilayah Jawa-Bali, Kadin, dan Apindo,
              Jumat (8/7/2021).

              Dalam  arahannya,  Ida  juga  meminta  pekerja  yang  menggunakan  fasilitas  kendaraan  umum
              supaya menggunakan masker rangkap agar dapat lebih terlindungi dari COVID-19 varian baru
              seperti Delta.

              Selanjutnya, ia meminta para pengusaha agar segera memastikan kejelasan terkait kategori jenis
              usahanya, dengan cara mengkonsultasikan kepada Dinas Perindustrian atau Satgas Penanganan
              COVID-19  setempat.  Sehingga  dapat  dipastikan  usahanya  masuk  pada  sektor  esensial,  non-
              esensial, atau kritikal.

              "Ini dimaksudkan agar pencegahan dan penanganan COVID-19 di perusahaan sesuai dengan
              peraturan yang ada, khususnya selama masa PPKM Darurat," jelasnya. Tidak hanya itu, Ida juga
              meminta perusahaan yang berada di Jawa dan Bali agar melakukan tes COVID-19 secara berkala
              untuk  para  pekerjanya  dengan  metode  sampling.  Hal  tersebut  guna  memutus  mata  rantai
              penyebaran COVID-19 pada masa PPKM Darurat.

              Misalnya bila positivity rate-nya (rasio positif COVID-19) mencapai 10 persen, maka proses kerja
              seharusnya dihentikan. Sementara jika positive rate di atas 5 persen, maka yang harus dilakukan
              pihak perusahaan adalah dengan memperketat protokol kesehatan.

              "Dan selanjutnya bila positive rate di bawah 5 persen, meskipun masih normal, namun tetap
              harus waspada dan menerapkan protokol kesehatan secara ketat," ujar Ida.
              Sementara itu, Deputi Bidang Sistem dan Strategi Badang Nasional Penanggulangan Bencana
              (BNPB)  Raditya  Jati  menyatakan,  hingga  saat  ini  pihaknya  melihat  sebagaian  besar  institusi
              masih kurang dalam menaati penggunaan masker, mencuci tangan, fasilitas hindari kerumunan,
              dan pelaksanaan Worf From Office (WFO), serta WFH.

              "Jadi  kami  memerlukan  dukungan  dari  sektor  ketenagakerjaan  untuk  selalu  mengingatkan
              semua pelaku usaha, Disnaker untuk tetap mematuhi protokol kesehatan," ujar Raditya.

              Dalam  upaya  pelaksanaan  Posko  di  daerah  berjalan  baik  dan  terkendali,  BNPB  meminta
              dukungan Disnaker yang memiliki kewenangan pengaturan ketenagakerjaan mampu mendorong
              seluruh  masyarakat,  khususnya  yang  tergabung  dalam  kegiatan  ketenagakerjaan  dapat
              melaksanaan prokes sebaik-baiknya.

                                                           198
   194   195   196   197   198   199   200   201   202   203   204