Page 204 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 JULI 2021
P. 204

AGAR PPKM DARURAT LANCAR, MENAKER INSTRUKSIKAN PENGAWAS DAN
              MEDIATOR KETENAGAKERJAAN BERKOORDINASI DENGAN SATGAS COVID-19
              Menteri  Ketenagakerjaan  (Menaker)  Ida  Fauziyah  meminta  tenaga  pengawas  dan  mediator
              ketenagakerjaan untuk berkoordinasi bersama tim Satuan Tugas (Satgas) Pencegahan Covid-19.

              Hal  tersebut  dilakukan  untuk  mengawal  pelaksanaan  Pemberlakuan  Pembatasan  Kegiatan
              Masyarakat  (PPKM)  Darurat.  Dengan  demikian,  hak  pekerja  dapat  terlindungi  selama  PPKM
              Darurat diterapkan.

              Instruksi tersebut disampaikan Menaker saat memberikan arahan dalam Rapat Koordinasi Teknis
              (Rakornis)  PPKM  Darurat  secara  virtual,  Jumat  (9/7/2021).  Rapat  ini  diselenggarakan  untuk
              menentukan langkah antisipasi dampak di bidang ketenagakerjaan dengan kepala dinas tenaga
              kerja (kadisnaker) se-Jawa dan Bali.

              Ida menjelaskan, koordinasi yang intensif antara kadisnaker daerah dan aparat penegak hukum
              dapat menciptakan suasana kondusif bagi keberlangsungan usaha.

              Sementara,  kata  Ida,  kehadiran  pengawas  ketenagakerjaan,  seperti  polisi,  Tentara  Nasional
              Indonesia  (TNI),  dan  Satuan  Polisi  Pamong  Praja  (Satpol  PP)  pada  masa  PPKM  Darurat
              dikhawatirkan akan menimbulkan iklim kurang kondusif bagi pelaku usaha.

              Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu.

              Daftarkan email

              “Kami tak ingin PPKM Darurat menciptakan suasana yang tidak kondusif bagi keberlangsungan
              usaha. Oleh karena itu, diperlukan koordinasi yang intensif dengan aparat penegak hukum yang
              lain,” ujar Ida dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Sabtu (10/7/2021).

              Ida  menambahkan,  meski  Kementerian  Ketenagakerjaan  (Kemenaker)  memiliki  dasar  hukum
              untuk melakukan penegakan pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di perusahaan,
              koordinasi dengan aparat penegak hukum tetap dibutuhkan.

              “Koordinasi ini penting agar fungsi masing-masing aparat dapat terlaksana secara efektif. Di sisi
              lain, juga tidak membuat perusahaan semakin tertekan dengan adanya kunjungan-kunjungan
              pemeriksaan yang tak terorganisasi dengan baik,” jelas Ida.
              Ida  juga  menginginkan  beberapa  langkah  tambahan  yang  perlu  dilakukan  oleh  pengawas
              ketenagakerjaan dalam melakukan pengawasan.

              Salah satunya adalah dengan melakukan tindakan preventif-edukatif. Hal ini berfungsi sebagai
              upaya  pembinaan  atau  sosialisasi  pencegahan  dan  penanggulangan  penyebaran  Covid-19  di
              tempat kerja.

              “Saya Ingin sampaikan juga ke Kamar Dagang dan Industri (Kadin) dan Asosiasi Pengusaha
              Indonesia (Apindo) jika kita sepakat untuk mendahulukan preventif-edukatif,” katanya.

              Tindakan selanjutnya, tambah Ida, adalah represif nonjustisial. Hal tersebut merupakan upaya
              pemenuhan Undang-Undang (UU) Ketenagakerjaan termasuk kepatuhan PPKM Darurat.
              Pemerintah, kata Ida, akan memberikan peringatan berupa nota pemeriksaan agar perusahaan
              memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan, termasuk PPKM Darurat, dengan batas
              waktu tertentu.

              “Setelah  itu,  baru  mengambil  langkah  represif  justisial,  yakni  upaya  paksa  melalui  lembaga
              pengadilan  untuk  mematuhi  ketentuan  peraturan  UU  Ketenagakerjaan,  termasuk  ketentuan

                                                           203
   199   200   201   202   203   204   205   206   207   208   209