Page 208 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 JULI 2021
P. 208

Pada  kesempatan  yang  sama,  Deputi  Bidang  Sistem  dan  Strategi  Badan  Nasional
              Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati meminta dukungan dinas tenaga kerja (disnaker)
              untuk mendorong seluruh masyarakat agar patuh dalam melaksanakan prokes.

              Utamanya, imbuh dia, kepada masyarakat yang tergabung dalam kegiatan ketenagakerjaan. Hal
              ini dilakukan dalam upaya pelaksanaan posko di daerah agar berjalan baik dan terkendali.

              Raditya mengaku, hingga saat ini, pihaknya melihat sebagian besar institusi masih kurang dalam
              menaati prokes, seperti penggunaan masker, mencuci tangan, menghindari kerumunan, dan
              pelaksanaan work from office (WFO), serta WFH.

              "Jadi,  kami  memerlukan  dukungan  dari  sektor  ketenagakerjaan  untuk  selalu  mengingatkan
              semua pelaku usaha agar tetap mematuhi prokes," ujar Raditya.

              Dukungan dari pihak terkait
              Dalam kesempatan tersebut, Ketua Umum Kadin Arsjad Rasjid menyatakan, pihaknya sangat
              mendukung seluruh program pemerintah dalam mengatasi Covid-19.

              ”Bagi saya, fokus dalam penanganan kesehatan sangatlah penting. Oleh karenanya, kami sangat
              percaya bahwa untuk memulihkan ekonomi harus membangkitkan kesehatan terlebih dahulu,”
              ujarnya.

              Kendati demikian, Arsjad meminta pemerintah agar izin operasional industri padat karya tetap
              dipertahankan.

              Menurutnya, lambatnya roda perekonomian masih lebih baik daripada tidak berjalan sama sekali.

              "Selain mempertahankan izin operasional, industri padat karya harus tetap menerapkan prokes
              secara ketat," imbuh Arsjad.

              Kepala Bidang (Kabid) Ketenagakerjaan Apindo Harijanto pun sepakat dengan Arsjad. Ia juga
              menginginkan pemerintah mempertahankan industri padat karya.

              Harijanto menjelaskan, terdapat dua alasan kenapa izin sektor padat karya harus dipertahankan.

              Pertama, Apindo tidak mempersoalkan apabila terjadi pengurangan pada 50 staf produksi atau
              pabrik. Hal ini termasuk pengurangan 10 persen untuk staff office atau pelayanan administrasi
              perkantoran sesuai instruksi Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Nomor 18 Tahun 2021.

              Harijanto menambahkan, hal tersebut untuk mencegah kebingungan pelaku usaha di lapangan
              akibat munculnya salah tafsir atas instruksi Mendagri bahwa 50 persen yang dimaksud adalah
              pengurangan produksi bukan staf produksi.

              "Kalau produksinya yang berkurang 50 persen, perusahaan tidak dapat berjalan sama sekali.
              Semua  pabrik  bisa  gulung  tikar  karena  industri  padat  karya,  seperti  garmen  dan  sepatu,
              berproses seperti ban berjalan," katanya.

              Menurut Harijanto, pengurangan produksi sampai 50 persen adalah suatu hal mustahil. Bahkan,
              hal ini pun sudah diketahui oleh pemerintah.

              Kedua,  ia  mengatakan,  para  industri  ekspor  padat  karya  harus  segera  membuat  komitmen
              delivery  atau  pengiriman  kepada  pihak  pembeli  di  luar  negeri.  Khususnya,  pembeli  dengan
              keadaan negaranya sudah normal, seperti Amerika Serikat, China, dan Eropa.

              “Sebab, ekspor padat karya masih diberikan izin sejak awal. Jadi, pengiriman produksi harus
              tetap berjalan," ucap Harijanto.

                                                           207
   203   204   205   206   207   208   209   210   211   212   213