Page 260 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 JULI 2021
P. 260

Ringkasan

              Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah meminta perusahaan untuk mengizinkan pekerja yang
              memiliki kormobid, ibu hamil atau menyusui, agar mereka dapat bekerja dari rumah atau Work
              From  Home  (WFH).  Hal  ini  penting  demi  kemanusiaan.  "Saya  kira  ini  demi  dan  atas  nama
              kemanusiaan  agar  mereka  diberi  kesempatan  kerja  dari  rumah,"  ujar  Ida  dalam  keterangan
              tertulis, Jumat (9/7/2021). Hal ini dia ungkapkan saat memimpin Rapat Koordinasi PPKM Darurat
              dengan Kepala Dinas Ketenagakerjaan Provinsi dan Kabupaten/Kota seluruh Wilayah Jawa-Bali,
              Kadin, dan Apindo secara virtual.



              PPKM DARURAT, PERUSAHAAN DIMINTA BERI IZIN IBU HAMIL DAN MENYUSUI
              WFH

              Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah meminta perusahaan untuk mengizinkan pekerja yang
              memiliki kormobid, ibu hamil atau menyusui, agar mereka dapat bekerja dari rumah atau Work
              From Home (WFH). Hal ini penting demi kemanusiaan.

              "Saya  kira  ini  demi  dan  atas  nama  kemanusiaan  agar  mereka  diberi  kesempatan  kerja  dari
              rumah,"  ujar  Ida  dalam  keterangan  tertulis,  Jumat  (9/7/2021).  Hal  ini  dia  ungkapkan  saat
              memimpin Rapat Koordinasi PPKM Darurat dengan Kepala Dinas Ketenagakerjaan Provinsi dan
              Kabupaten/Kota seluruh Wilayah Jawa-Bali, Kadin, dan Apindo secara virtual.

              Lebih lanjut, Ida juga meminta pekerja yang menggunakan fasilitas kendaraan umum supaya
              menggunakan masker rangkap atau double masking agar bisa lebih terlindungi dari COVID-19
              varian baru seperti Delta.

              Selanjutnya, ia meminta para pengusaha agar segera memastikan kejelasan terkait kategori jenis
              usahanya, dengan cara mengkonsultasikan kepada Dinas Perindustrian atau Satgas Penanganan
              COVID-19  setempat.  Sehingga  dapat  dipastikan  usahanya  masuk  pada  sektor  esensial,  non-
              esensial, atau kritikal.

              "Ini dimaksudkan agar pencegahan dan penanganan COVID-19 di perusahaan sesuai dengan
              peraturan yang ada, khususnya selama masa PPKM Darurat," jelasnya.

              Tak hanya itu, Ida juga meminta perusahaan yang berada di Jawa dan Bali agar melakukan tes
              COVID-19 secara berkala untuk para pekerjanya dengan metode sampling. Hal tersebut guna
              memutus mata rantai penyebaran COVID-19 pada masa PPKM Darurat.

              Misalnya  bila  positivity  rate-nya  (rasio  positif  COVID-19)  mencapai  10%,  maka  proses  kerja
              seharusnya dihentikan. Sementara jika positive rate di atas 5%, maka yang harus dilakukan
              pihak perusahaan adalah dengan memperketat protokol kesehatan.
              "Dan selanjutnya bila positive rate di bawah 5%, meskipun masih normal, namun tetap harus
              waspada dan menerapkan protokol kesehatan secara ketat," ungkapnya.

              Sementara itu, Deputi Bidang Sistem dan Strategi Badang Nasional Penanggulangan Bencana
              (BNPB),  Raditya  Jati  menyatakan  hingga  saat  ini  pihaknya  melihat  sebagaian  besar  institusi
              masih kurang dalam menaati penggunaan masker, mencuci tangan, fasilitas hindari kerumunan,
              dan pelaksanaan Worf From Office (WFO), serta Work From Home (WFH).

              "Jadi  kami  memerlukan  dukungan  dari  sektor  ketenagakerjaan  untuk  selalu  mengingatkan
              semua pelaku usaha, Disnaker untuk tetap mematuhi protokol kesehatan," terangnya.

              Dalam  upaya  pelaksanaan  Posko  di  daerah  berjalan  baik  dan  terkendali,  BNPB  meminta
              dukungan Disnaker yang memiliki kewenangan pengaturan ketenagakerjaan mampu mendorong
                                                           259
   255   256   257   258   259   260   261   262   263   264   265