Page 6 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 26 OKTOBER 2020
P. 6

UJI MATERI UU CIPTA KERJA KE MK MERUPAKAN BENTUK PENGHORMATAN
              TERHADAP NEGARA HUKUM
              Pakar  Hukum  Tata  Negara  Universitas  Parahyangan  Asep  Warlan  Yusuf  menilai  uji  materi
              Undang-Undang  Cipta  Kerja  ke  Mahkamah  Konstitusi  (MK)  merupakan  jalur  konstitusi  untuk
              mengajukan keberatan terhadap sebuah Undang-Undang.

              Sementara unjuk rasa merupakan bentuk demokrasi parsipatoris dalam menyuarakan pendapat.

              Untuk diketahui Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menyiapkan dua gugatan dalam
              uji materi Undang-Undang Cipta Kerja.

              Pertama yakni gugatan materil klaster Ketenagakerjaan, dan kedua gugatan formil.

              "Ke  MK  sebagai  saluran  formal  konstitusional dan  demonstrasi  sebagai  jalur  untuk  menekan
              secara  politik  kepada  pemerintah  untuk  mendengarkan  aspirasi  dan  membuka  jalur  dialog
              dengan para pengunjuk rasa," katanya, Minggu, (25/10/2020).

              Menurutnya dalam negara demokrasi terbuka ruang silang pendapat terhadap sebuah persoalan
              termasuk aturan yang dibentuk.

              Sejumlah saluran tersedia untuk menyuarakan pendapat atau mengajukan keberatan.

              Namun  ia  tidak  sependapat  dengan  istilah  pembangkangan  sipil  yang  diembuskan  sejumlah
              pihak sebagai cara untuk menolak RUU Ciptaker.

              "Pembangkangan sipil itu artinya ada kewajiban (warga negara) yang tidak ditaati dan tidak
              dijalankan.  Tapi  kita  tetap  harus  manfaatkan  jalur  itu  sebagai  penghormatan  kita  terhadap
              hukum dan demokrasi," katanya.

              Asep menilai pro dan kontra Undang-Undang Cipta Kerja di masyarakat karena kurangnya ruang
              dialog yang dilakukan oleh pemerintah.

              Sehingga bilapun benar ada tujuan baik dari Undang-Undang tersebut, maka tidak tersampaikan
              ke masyarakat.

              "Dialog tidak melulu untuk mengejar titik temu, tapi paling tidak dialog itu bisa meminimalkan
              kesalahpahaman antarpihak," katanya.

              Sebelumnya, wacana pembangkangan sipil dihembuskan Dosen hukum tata negara Universitas
              Gadjah Mada Zainal Arifin Mochtar dalam konferensi pers Fakultas Hukum UGM merespons UU
              Cipta Kerja, Selasa 6 Oktober lalu.

              Menurutnya  perlu  ada  tekanan  publik  untuk  memprotes  Undang-undang  Cipta  Kerja  karena
              berdampak pada banyak sektor kehidupan.

              "Saya menawarkan teriakkan penolakan bersama UU ini. Pembangkangan sipil atau apa lah itu,
              perlu dipikirkan. Protes adalah bagian dari partisipasi sipil," katanya.













                                                            5
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11