Page 218 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 5 AGUSTUS 2021
P. 218

Maulana  menyayangkan  tidak  ada  pemberian  kompensasi  sebagai  akibat  dari  kebijakan
              penerapan PPKM sehingga pelaku usaha terpaksa bertahan sendiri-sendiri.
              Pada Selasa (3/8) pemerintah memutuskan memperpanjang (PPKM) level 3 dan 4 mulai 2 hingga
              9 Agustus 2021 di sejumlah wilayah Jawa dan Bali.

              Sejumlah aturan yang tertuang dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) No 27 Tahun
              2021 tidak jauh berbeda dengan peraturan sebelumnya.

              Restoran masih belum diperbolehkan beroperasi sepenuhnya, hanya menerima layanan delivery
              dan takeway. Sementara sektor perhotelan non-penanganan karantina masih dibatasi, hanya
              dapat beroperasi dengan kapasitas maksimal 50 persen staf.

              "Kami  tidak  bosan-bosan  untuk  menyampaikan  usulan  kepada  pemerintah  bahwa  situasi  di
              sektor hotel dan restoran yang berada di bawah organisasi kami tidak berada dalam situasi yang
              cukup baik untuk bertahan," terang Maulana.

              Ia menambahkan saat ini sektor hotel dan restoran menghadapi situasi yang kritis.

              "Sektor  ini  sangat  bergantung  terhadap  pergerakan  orang  dan  aktivitas  di  lingkaran  sekitar
              tempat usaha tersebut. Kalau aksesnya pun sulit, otomatis segmen market -nya juga bisa hilang,"
              Ia menggarisbawahi empat relaksasi yang perlu diberikan pemerintah.

              Pertama,  terkait  pajak  daerah  yang  masih  menjadi  beban  pelaku  usaha  hotel  dan  restoran.
              Menurutnya,  pemerintah  seharusnya  mengeluarkan  kebijakan  untuk  keringanan  pajak  sebab
              kondisi sektor usaha ini tidak boleh dibuka sepenuhnya.

              Kedua,  terkait  kewajiban  perbankan  yang  tidak  sepenuhnya  hilang  meski  pemerintah
              mengeluarkan POJK No. 48/2020 tentang Stimulus Perekonomian Nasional untuk memberikan
              relaksasi terhadap sektor terdampak COVID-19, termasuk sektor pariwisata.

              "Bagaimana  pelaku  usaha  bisa  membayarkan  bunga  bank  jika  perusahaannya  tidak
              menghasilkan uang dan tidak bisa beroperasi? Ini kan sulit," ujar Maulana.

              Ketiga, terkait beban biaya listrik yang masih tinggi. Maulana mengatakan seharusnya listrik yang
              dibayarkan bisa disesuaikan dengan jumlah pemakaian dan penggunaan pada sektor hotel dan
              restoran.
              Terakhir,  terkait  dengan  bantuan  langsung  tunai  (BLT)  tenaga  kerja.  Perihal  ini,  Maulana
              menyayangkan Kementerian Ketenagakerjaan hanya menggunakan data BPJS Ketenagakerjaan
              berdasarkan keaktifan sampai Juni 2021 untuk menyalurkan bantuan.

              .




















                                                           217
   213   214   215   216   217   218   219   220   221   222   223