Page 14 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 14 OKTOBER 2020
P. 14

Tujuan pemerintahan

              Di  setiap  negara  demokratis,  pemerintahnya  pasti  memberi  prioritas  pada  program
              pengembangan  ekonomi:  menyejahterakan  dan  memakmurkan  rakyat,  menjaga  agar  setiap
              warganya  memiliki  pekerjaan  sehingga  bisa  menyekolahkan  anak,  membiayai  kesehatan,
              memiliki rumah, dan lainnya.

              Salah satu cara untuk mencapai itu adalah membuat kebijakan dan menyediakan lahan investasi
              yang kondusif, baik investasi dalam  negeri maupun luar negeri, dengan menciptakan kepastian
              hukum; mata rantai birokrasi yang tidak ribet, tetapi sangat efisien; aparat yang bersih sehingga
              semuanya transparan dan akuntabel hingga perencanaan bisnis dapat diprediksi dengan baik,
              tepat, dan lainnya.

              Apabila investasi berjalan lancar, roda ekonomi akan berputar kencang sehingga negara bisa
              memungut pajak. Hasil dari pajak itu lalu dipakai untuk kemaslahatan rakyat.

              Dengan  alur  pikir  seperti  ini,  kita  seyogianya  memandang  RUU  Cipta  Kerja  sebagai  ikhtiar
              membangun fondasi masa depan bangsa. Bukan sekadar instrumen legal untuk

              menjawab tantangan kekinian.

              Namun,  RUU  Cipta  Kerja  baru  langkah  awal  dari  perjalanan  yang  masih  panjang.  Apa  pun
              motivasi pembuatan UU ini, semuanya tergantung pada para menteri dan pemerintah daerah
              untuk  mengambil  kebijakan  guna  mengimplementasikannya.  Aparat  sipil  negara  juga
              menentukan karena mereka yang mengoperasikannya di hidup keseharian. Untuk menjaga agar
              tidak terjadi penyimpangan, aparat penegak hukum juga harus proaktif untuk mengawalnya.

              Menurut Bank Dunia, kita masuk negara dengan kategori berpendapatan menengah ke atas
              karena pendapatan per kapita kita 4.050 dollar AS per tahun. Batas negara dengan pendapatan
              menengah ke atas adalah 4.046 dollar AS per tahun. Dengan pandemi ini, kita bisa kembali turun
              menjadi negara yang berpendapatan menengah ke bawah karena selisihnya hanya 4 dollar AS.

              Untuk ukuran Asia Tenggara, Indonesia sudah di belakang Singapura, Thailand, dan Malaysia.
              Bisa jadi Vietnam, Kamboja, dan Laos akan menyamai posisi kita, malah bisa di depan. Karena
              itu, harus ada terobosan spektakuler yang dilakukan pemerintah agar kita terhindar dari posisi
              stagnan.

              Belantara aturan
              Kita  tak  bisa  menutup mata  bahwa  negeri kita  ini  sekarang  adalah  belantara  kesemrawutan
              aturan  dan  lilitan  birokrasi.  Iklim  ini  yang  dikeluhkan,  bahkan  banyak yang  menyerah  untuk
              melakukan usaha di Indonesia. Semuanya akan berhilir pada ketidakpastian, dan musuh terbesar
              kalangan usaha adalah ketidakpastian.
              Motif dan  tujuan  utama  dilahirkannya  omnibus law  adalah  mengurai  kekusutan  itu sehingga
              belantara  kesemrawutan  bisa  dibenahi  dan  lilitan  birokrasi  dapat  dipangkas  hingga
              mendatangkan kepastian. Praktik patgulipat para birokrat bisa dengan mudah dimonitor dan
              dihentikan. Sekarang ini di negeri kita sangat penting membenahi aturan yang tumpang tindih,
              mulai dari aturan nasional berupa UU, peraturan pemerintah, perpres, hingga peraturan daerah.

              Jika tak ada terobosan spektakuler, kita apakan penambahan 3 juta orang angkatan kerja setiap
              tahun, termasuk sejuta sarjana yang dihasilkan sekitar 4.500 perguruan tinggi di dalam  negeri?
              Ke  mana  para  sarjana  itu  apabila  kita  tak  melakukan  terobosan  agar  terjadi  pertumbuhan
              ekonomi yang signifikan untuk menampung mereka.




                                                           13
   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19