Page 311 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 14 OKTOBER 2020
P. 311

minimum  provinsi.  Pada  Peraturan  Pemerintah(PP)  Nomor  78  tahun  2005,  penetapan  upah
              dilakukan di provinsi serta kabupaten/kota. Sehingga menetapkan UMP sebagai satu-satunya
              acuan  besar  nilai  gaji.  Yang  kedua,  memangkas  pesangon.  Pemerintah  akan  memangkas
              pesangon yang diwajibkan pengusaha jika melakukan PHK (pemutusan hubungan kerja). Nilai
              pesangon bagi pekerja turun karena pemerintah mengganggapaturan yang ada pada UU Nomor
              13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan tidak implementatif. Yang ketiga, penghapusan izin atau
              cuti khusus. UU Cipta kerja mengubah ketentuan cuti khusus atau izin yang tercantum dalam
              UU Nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan. Penghapusan izin atau cuti khusus antara
              lain  untuk  cuti  atau  tidak  masuk  saat  haid  hari  pertama,  keperluan  menikah,  menikahkan,
              mengkhitankan, pembaptisan anak, istri melahirkan/keguguran dalam kandungan hingga adanya
              anggota keluarga dalam satu rumah yang meninggal dunia. Yang keempat, outsourcing semakin
              tidak jelas, Omnibus Law membuat nasib pekerja alih daya atau outsourcing semakin tidak jelas
              karena  menghapus  pasal  64  dan  65  UU  Ketenagakerjaan  yang  mengatur  tentang  pekerja
              outsourcing. Adapun Pasal 64 UU Ketenagakerjaan berbunyi; Perusahaan dapat menyerahkan
              sebagian pelaksanaan pekerja kepada perusahaan lainnya melalui perjanjian penyediaan jasa
              pekerja/buruhyangdibuat secara tertulis.

              Adapun pasal 65 mengatur; (1) Penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan
              lain dilaksanakan melalui perjanjian pemborongan pekerjaan yang dibuat secara tertulis. Ayat
              (2) mengatur; pekerjaan yang dapat diserahkan kepada perusahaan lain sebagaimana dimaksud
              dalam ayat (1) harus memenuhi syarat-syarat sebaga berikut: dilakukan secara terpisah dari
              kegiatan  utama;  dilakukan  dengan  perintah  langsung  atau  tidak  langsung  dari  pemberi
              pekerjaan;  merupakan  kegiatan  penunjang  perusahaan  secara  keseluruhan;  dan  tidak
              menghambat proses produksi secara langsung. Yang kelima, memberikan ruang bagi pengusaha
              mengontrak seorang pekerja tanpa batas waktu.

              Omnibus Law Cipta Kerja akan memberikan ruang bagi pengusaha mengontrak seorang pekerja
              atau  buruh  tanpa  batas  waktu.  UU  Cipta  Kerja  ini  menghapus  ketentuan  Pasal  59  Undang-
              Undang  Nomor  13  Tahun  2003  tentang  Ketenagakerjaan.  Pasal  tersebut  mengatur  tentang
              aturan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT). PKWT hanya boleh dilakukan paling lama dua
              tahun dan hanya boleh diperpanjang satu kali untuk jangka waktu paling lama satu tahun. Pro
              Kontra

              Keputusan yang sudah ditetapkan oleh DPR pasti menimbulkan pro kontra di masyarakat. Selain
              beberapa hal yang dianggap merugikan ternyata ada beberapa manfaat dari Undang-undang
              Cipta Kerja. Manfaat tersebut antara lain adalah pertama, mendirikan perseroan dan koperasi
              dipermudah. Manfaat yang dapat dirasakan setelah berlakunya UU Cipta Kerja, antara lain bagi
              pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) berupa dukungan dalam bentuk kemudahan
              dan kepastian dalam proses perizinan melalui OSS (Online Single Submission). Ditambah lagi
              kemudahan dalam mendaftarkan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI), kemudahan dalam mendiri
              kan Perseroan Terbuka (PT) perseorangan, hingga kemudahan dengan persyaratan yang mudah
              dan juga biaya yang murah, sehingga ada kepastian legalitas bagi pelaku usaha UMKM.

              Selain  itu,  UU  Cipta  Kerja  juga  menawarkan  kemudahan  dalam  pendirian  koperasi,  dengan
              menetapkan minimal jumlah pendirian hanya oleh 9 (sembilan) orang. Koperasi juga diberikan
              dasar  hukum  yang  kuat  untuk  melaksanakan  prinsip  usaha  syariah,  selain  juga  kemudahan
              dalam pemanfaatan teknologi. Kedua, sertifikasi halal. Untuk sertifikasi halal, UU CK menjamin
              percepatan  dan kepastian  dalam proses  sertifikasi  halal.  Bahkan  bagi pelaku  UMK,  diberikan
              kemudahan tambahan berupa biaya sertifikasi yang ditanggung pemerintah. Lembaga Pemeriksa
              Halal juga diperluas lingkupnya, kini dapat dilakukan oleh Ormas Islam dan Perguruan Tinggi
              Negeri.

              Selanjutnya manfaat ketiga adalah perkebunan dan nelayan. Terkait keberadaan perkebunan
              masyarakat yang terlanjur masuk kawasan hutan, masyarakat akan dapat memiliki kepastian

                                                           310
   306   307   308   309   310   311   312   313   314   315   316