Page 348 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 14 OKTOBER 2020
P. 348

Pasalnya, hingga saat ini induk draf UU Cipta Kerja yang dianggap sudah final itu tak juga segera
              dipublikasikan meski sudah disahkan dalam sidang paripurna.
              Bahkan, informasi terbaru yang dihimpun Kompas.com, banyak versi draf UU Cipta Kerja yang
              bermunculan.

              Mulai  dari  versi  draf  905  halaman  saat  pengesahan  pada  5  Oktober  2020  lalu,  kemudian
              setelahnya  muncul  draf  1.035  halaman  karena  diklaim  adanya  perbaikan,  dan  terbaru  draf
              berjumlah 812 halaman setelah adanya perbaikan ulang.

              Menyikapi  polemik  tersebut,  Ketua  Serikat  Pekerja  Nasional  (SPN)  Sumut  Anggiat  Pasaribu
              meminta pemberlakuan regulasi itu untuk ditangguhkan.

              Termasuk  mendesak  Gubernur  Sumatera  Utara  untuk  menyampaikan  aspirasinya  kepada
              presiden.
              "Bagaimana kita bisa mendiskusikan pasal demi pasal, sampai hari ini kami tidak memiliki induk
              isi dari omnibus law. Kami yakin Bapak (Edy) adalah Bapak kami, yang memahami kami. Kami
              harap  Bapak  mau  menyurati  Presiden  untuk  penangguhan  pemberlakuan  undang-undang
              omnibus law," kata Anggiat, Senin (12/10/2020).

              Menanggapi tuntutan dari kalangan buruh tersebut, Gubernur Sumatera Utara  Edy Rahmayadi
              mengaku belum bisa bersikap.

              Pasalnya, draf UU Cipta Kerja itu sampai saat ini masih simpang siur mana yang bisa dijadikan
              rujukan yang benar.

              Oleh karena itu, ia meminta para buruh untuk mempelajari pasal-pasal yang dianggap merugikan
              itu  dari  sumber  draf  aslinya.  Mengingat  sekarang  ini  banyak  versi  dari  draf  UU  Cipta  Kerja
              tersebut.

              "Saya minta benar-benar apa yang jadi wewenang kita, kita jalankan. Tapi saya tidak mau pakai
              bahasa  katanya,  menurut  si  ini,  harus  dari  observasi  kalian  sendiri.  Kita  harus  sama-sama
              memahami dan mengerti betul omnibus law ini," kata Edy saat memimpin rapat bersama Forum
              Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Sumut dan perwakilan buruh di Medan, Senin.

              Setelah  sudah  ada  data  valid,  Edy  mengaku  siap  membentuk  kelompok  kerja  (pokja)  yang
              melibatkan  akademisi,  penegak  hukum,  dan  perwakilan  para  buruh  untuk  menelaah  isi  dari
              regulasi tersebut.

              Hasil  kajian  itu,  lanjut  Edy,  jika  memang  ditemukan  ada  pasal  yang  dianggap  merugikan,
              pihaknya berjanji akan pasang badan untuk menghadap kepada presiden demi memperjuangkan
              aspirasi mereka.

              "Dalam dua hari ini kita cari isi draf yang benar, lalu kita bentuk pokja untuk menelaah isinya.
              Kalau  memang  tidak  memihak  rakyat,  tidak  perlu  pakai  surat,  saya  yang  akan  langsung
              menghadap ke Presiden," ucap Edy.

              Penulis : Kontributor Medan, Mei Leandha | Editor : Abba Gabrillin.











                                                           347
   343   344   345   346   347   348   349   350   351   352   353