Page 41 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 14 OKTOBER 2020
P. 41

Menurut  Feri,  kegaduhan  akibat  munculnya  banyak  draf  UU  Ciptaker  pasca  disahkan  DPR
              bersama  pemerintah  adalah  salah  satu  indikasi  pelanggaran  prosedur.  "Sehingga  setelah
              disahkan, baru disadari warkealpaanmendasarnya," ungkap dia. DPR bersama pemerintah juga
              mengubah  UU  yang  sudah  disahkan  tersebut.  Menurut  Feri,  hal  itu  tidak  patut  dan  jelas
              menunjukkan cacat prosedur "Mana bisa begitu," tegasnya Lantaran cacat prosedur, menurut
              Feri,  UU  Ciptaker  semestinya  tidak  bisa  diberlakukan.  "Batal  demi  hukum  alias  nggakboleh
              dianggap ada," tutur dia (far/ syn/c6/oni)

              TATA CARA PEMBENTUKAN UU OLEH BALEG DPR

              Pengusul undang-undang (UU) mempersiapkan naskah akademik.

              Naskah  akademik  yang  layak  dipertimbangkan  masuk  ke  dalam    program  legislasi  nasional
              (prolegnas). Daftar prolegnas disusun berdasar urgensi dan akan dibahas sesuai dengan urutan
              prioritas.

              Draf dibahas komisi, gabungan komisi, atau baleg dan dapat dibentuk panitia kerja di tingkat I.

              Pembahasan tingkat I meliputi pengantar musyawarah, daftar inventarisasi masalah (DIM), dan
              penyampaian pendapat mini.

              DPR dapat meminta masukan dari masyarakat untuk penyempurnaan konsepsi RUU.

              Dilakukan harmonisasi, pembulatan, dan pemantapan RUU oleh Baleg DPR.

              Baleg  mengajukan  RUU  untuk  dibahas  di  tingkat  II  atau  paripurna.  Setelah  disetujui,  DPR
              mengirimkan ke presiden untuk ditandatangani dan diberi nomor, paling lambat tujuh hari kerja
              sejak persetujuan di paripurna.

              Sumber Tata Tertib DPR

              DAMPAK OMNIBUS LAW DALAM  PENYUSUNAN UU CIPTAKER

              Draf sulit dipahami masyarakat maupun birokrat pemerintah.

              Mekanisme belum sesuai dengan pembentukan UU di Indonesia dan masa pembahasan cepat
              sehingga mengabaikan partisipasi publik.

              Masih  ada  pertentangan  dengan  UU  lain  secara  redaksional  maupun  perencanaan  sehingga
              menunjukkan harmonisasi dan sinkronisasi yang tidak berjalan baik.

              Sumber. Pusat Studi Hukum dan Kebijakan (PSHK)

              caption:

              BUTUH PERTOLONGAN: Seorang demonstran terkena tembakan gas air mata saat unjuk rasa
              menolak  UU  Cipta  Kerja  di  kawasan  Monas,  Jakarta,  kemarin  (13/10).  Foto  kanan,  polisi
              menembakkan gas air mata untuk membubarkan demonstran.














                                                           40
   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46