Page 41 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 9 MARET 2021
P. 41

Ringkasan

              Senin 8 Maret 2021, tim jaksa penyidik pada Direktorat Penyidikan Jaksa Agung Muda Tindak
              Pidana  Khusus  (Jampidsus)  Kejaksaan  Agung  memeriksa  1  orang  sebagai  saksi  yang  terkait
              dengan Perkara Dugaan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) pada Pengelolaan Keuangan dan Dana
              Investasi di Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan, kata Kepala Pusat
              Penerangan  Hukum  (Kapuspenkum)  Kejagung  Leonard  Eben  Ezer  Simanjuntak  dalam
              keterangan pers tertulisnya, Senin (8/3/2021).



              KASUS BPJS KETENAGAKERJAAN, KEJAGUNG PERIKSA EKS DIREKTUR
              PENGEMBANGAN INVESTASI

              "Senin 8 Maret 2021, tim jaksa penyidik pada Direktorat Penyidikan Jaksa Agung Muda Tindak
              Pidana  Khusus  (Jampidsus)  Kejaksaan  Agung  memeriksa  1  orang  sebagai  saksi  yang  terkait
              dengan Perkara Dugaan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) pada Pengelolaan Keuangan dan Dana
              Investasi di Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan," kata Kepala Pusat
              Penerangan  Hukum  (Kapuspenkum)  Kejagung  Leonard  Eben  Ezer  Simanjuntak  dalam
              keterangan pers tertulisnya, Senin (8/3/2021).

              "Saksi  yang  diperiksa  adalah  AN  selaku  (eks)  Direktur  Pengembangan  Investasi  BPJS  TK,"
              imbuhnya.

              Pemeriksaan terhadap Amran Nasution itu dilakukan untuk mencari fakta hukum dan mencari
              alat  bukti  untuk  membuat  terang  benderang  tindak  pidana  dalam  perkara  perusahaan  pelat
              merah itu.

              "Pemeriksaan saksi dilakukan guna mencari fakta hukum dan mengumpulkan alat bukti tentang
              perkara dugaan tindak pidana korupsi (Tipikor) pada pengelolaan keuangan dan dana investasi
              di Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan," katanya.

              Diketahui,  Kejagung  tengah  menelusuri  dugaan  korupsi  di  BPJS  Ketenagakerjaan.  Kejagung
              mengungkap  adanya  potensi  kerugian  Rp  20  triliun  selama  3  tahun  berturut-turut  pada
              perusahaan BPJS Ketenagakerjaan.

              "Kita pastikan nih kerugian ini, apakah kerugian karena perbuatan seseorang sehingga ini masuk
              dalam kualifikasi pidana atau kerugian bisnis, tetapi kalau kerugian bisnis apakah analisanya
              ketika dalam investasi tersebut, selemah itu sehingga dalam 3 tahun bisa rugi sampai Rp 20
              triliun  sekian,  sekalipun  itu  masih  menurut  dari  keuangan  masih  potensi,"  kata  Direktur
              Penyidikan pada Jampidsus Kejagung Febrie Adriansyah kepada wartawan di Gedung Bundar
              Jampidsus Kejagung, Jalan Sultan Hasanuddin, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (11/2).

              Febrie menyebut penyidik masih menggali apakah kerugian itu merupakan risiko bisnis. Febrie
              mengatakan penyidik akan melihat transaksi-transaksi dalam perusahaan BPJS Ketenagakerjaan
              terlebih dahulu.

              "Tapi potensi sampai sebatas apa kerugian sampai Rp 20 triliun ya kan, apa mungkin bisa balik
              nih separuh," kata Febrie.

              "Nah sekarang saya tanya balik, di mana ada perusahaan-perusahaan yang lain unrealized loss
              sebesar itu dalam tiga tahun? Ada tidak transaksi itu saya ingin dengar itu," sambung Febrie.
              Kejagung  sebelumnya  telah  menaikkan  status  kasus  dugaan  korupsi  kasus  penyimpangan
              pengelolaan  keuangan  dan  dana  investasi  BPJS  Ketenagakerjaan  ke  tingkat  penyidikan.
              Kejagung telah menggeledah kantor BPJS Ketenagakerjaan dan menyita sejumlah dokumen.

                                                           40
   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46