Page 123 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 1 OKTOBER 2020
P. 123

TAK PUNYA KETERAMPILAN DAGANG, BANYAK CALON WIRAUSAHAWAN BALIK
              JADI PEKERJA
              Merdeka.com  -    Direktur  Jenderal  Pembinaan  Penempatan  Tenaga  Kerja  dan  Perluasan
              Kesempatan Kerja (Binapenta dan PKK) Kementerian Ketenagakerjaan, Suhartono, menyoroti
              fenomena banyaknya calon wirausahawan yang gagal membangun bisnis lantaran tak punya
              cukup kemampuan untuk berdagang.

              Gambaran  situasi  ini  didapatkannya  lantaran  dia  banyak  melihat  calon  pengusaha  yang  ikut
              pelatihan (workshop), namun hanya punya bekal sebagai produsen saja.

              "Kami melatih orang ribuan, tapi kemudian setelah mereka punya skill hanya bisa memproduksi
              saja. Maunya kami, dia memproduksi dan dia bisa langsung jual," ujar dia dalam sesi webinar,
              Rabu (30/9).

              "Ketika  saya  akan  berwirausaha,  saya  katakan  buka  bengkel,  kami  punya  workshop  untuk
              melatih orang bisa untuk itu. Tapi ketika dia kita latih, akhirnya dia jadi seorang pekerja lagi.
              Harus menerima upah yang katakanlah UMR juga," ungkapnya.

              CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin turut buka suara atas fenomena tersebut. Dia menceritakan
              pengalamannya  ketika  berhadapan  dengan  pedagang  sekaligus  produsen  kelas  UMKM  di
              Bukalapak online marketplace.

              "Produsen-produsen,  terutama  produsen  UMKM  mengalami  kesulitan  untuk  berdagang.  Kita
              kasih contoh, ada produsen UMKM binaan salah satu kementerian, ke tempat kita, kita taro di
              depan (marketplace) terus saya coba order. Ordernya lama. Pertama malah enggak dikirim,"
              tuturnya.


              Berdasarkan  cerita  tersebut,  Rachmat  mengambil  kesimpulan  jika  produsen  dan  pedagang
              merupakan dua profesi yang berbeda. "Jadi banyak orang yang bisa berproduksi, tapi enggak
              punya niat/skill/kemampuan untuk menjadi merchant," sambungnya.

              Rachmat pun menyarankan kepada para calon wirausahawan agar lebih bisa mempersiapkan
              skill berdagangnya. Atau paling tidak, para pedagang tersebut dapat membentuk suatu grup
              atau perkumpulan yang di dalamnya ada satu penjual.

              "Kuncinya  mungkin  buat  produsen-produsen  yang  mengalami  kesulitan,  mungkin  bisa
              dipertemukan dengan pedagang-pedagang yang sudah mumpuni. Jadi barangnya bisa dibantu
              untuk  dijualin.  Modelnya  bisa  macem-macem,  bisa  sistem  consignment  atau  konsinyasi,  jadi
              reseller istilahnya," imbuhnya.

              Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana  Sumber: Liputan6.com  [azz].





















                                                           122
   118   119   120   121   122   123   124   125   126   127   128